Advertorial
Intisari-Online.com – Masih ingat Eli Ink?
Eli adalah seorang seniman tato berusia 27 tahun asal Brighton, Inggris.
Dilaporkan karena sudah terlanjut cinta dengan tato, Eli selama 10 tahun terakhir mentato seluruh kulitnya secara permanen.
Bahkan ia berusaha sekuat tenaga agar penampilan mencolok, termasuk tato di bola matanya.
Nah, ternyata tidak hanya Eli yang mentato seluruh tubuhnya, pria bernama Adam Curlykale ini juga melakukannya.
Namun jika Eli beralasan karena ia ‘cinta’ pada tato, maka Adam bukan karena ‘cinta’.
Menurut penuturan pria berusia 32 tahun tersebut, ia telah menghabiskan 12 tahun terakhir untuk mentato mhampir setiap inci tubuhnya dengan tinta berwarna abu-abu.
Hampir 90% tubuh dari pria asal Kaliningrad, Rusia, termasuk bola matanya, sudah ditato.
"Warna favorit saya selalu abu-abu dan itulah mengapa warna kulit saya saat ini adalah grafit,” cerita Adam dilansir thesun.co.uk.
"Saya mentato tubuh saya karena memiliki visi khusus untuk diri saya sendiri dan saya melakukannya selangkah demi selangkah.”
“Hidup ini begitu singkat sehingga saya berhenti bertanya-tanya apa yang akan terjadi besok.”
Lalu apa visi khusus Adam tersebut?
Ternyata ketika dia berusia 22 tahun, dia didiagnosis mengidap kanker usus besar.
Setelah beberapa bulan radioterapi, kemoterapi, terapi molekuler, dan terapi sel punca, sistem kekebalan tubuhnya sangat lemah.
Meskipun Adam berhasil melawan penyakit itu, sistem kekebalannya meninggalkan beberapa kondisi kulit dan hilangnya sebagian pigmen di kulit, atau dikenal sebagai albinisme.
Adam pun menjadi sangat tertekan, menderita gangguan makan, dan bahkan mencoba bunuh diri.
"Saya tidak menerima diri saya dan orang lain tidak menerima saya," kata Adam.
Sampai suatu saat itulah Adam melihat bahwa tato memungkinkan membantunya untuk menemukan jati dirinya.
“Saya menjadi percaya diri lagi dengan diri saya.”
Pada bulan September tahun lalu, Adam memutuskan untuk menato bola matanya dan menutupi wajahnya sepenuhnya.
Semua kejadian tersebut ia dokumentasikan di Instagram.
Kini, selain bekerja sebagai seniman tato, Adam juga berpraktek sebagai psikolog, ahli kecantikan, artis, tukang cukur, dan penyanyi.
Bahkan karena tampangnya yang mencolok, Adam telah menemukan keberhasilan sebagai model alternatif.
"Semua orang akan mati. Tapi sebagai seseorang yang tidak takut mengambil risiko, saya hidup tanpa menghiraukan pendapat orang lain.”
"Saya tidak berbeda dari orang lain.”
“Saya makan, tidur, menangis, dan tertawa bersama orang lain. Saya juga tidak lebih baik atau lebih buruk. Tapi saya bangga dengan diri saya sendiri,” tutur Adam.
(Baca juga:Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan')