Advertorial
Intisari-Online.com - Kopi mahal yang dijuluki crappuchino karena harganya yang mencapai Rp 530 ribu ini mungkin dapat membuat Anda kaget.
Minuman mewah ini dihidangkan di Kafe Jacu di London dan berasal dari jacu itu sendiri, yakni burung Brasil yang terancam punah.
Alurnya mirip-mirip dengan kopi luwak, jacu biasanya memakan buah yang paling matang dari tanaman kopi.
Penduduk desa kemudian mengumpulkan kotoran yang dikeluarkan dan sudah dicerna sebagian itu.
Kotoran itu kemudian dicuci, dikeringkan dan dipanggang untuk membuat biji kopi dengan rasa yang khas.
Para ahli mengatakan bahwa pola makan vegetarian burung memainkan bagian dalam rasa unik yang memiliki aroma aprikot.
Pemilik Jacu, Arif Graca, mengatakan minuman itu memiliki "rasa bersih, halus setelahnya tanpa rasa pahit" dan sangat layak yang dihargai Rp 35 ribu sekali teguk.
Dia berkata: “Kopi ini unik. Ini adalah jenis rasa yang tidak dapat Anda temukan di mana pun di Inggris."
"Jika Anda meminumnya, Anda akan kecanduan."
Tak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa kualitas rasa itu turun ke jacu seperti kalkun berleher merah yang terbang di sekitar perkebunan tepat di luar Rio de Janiero.
Harrods menjual kopi jacu dalam bentuk untuk seharga Rp 24 juta per kilogram.
Ini bukan kopi pertama dari kotoran.
Kopi Black Ivory dibuat dari kotoran gajah dan kopi luwak diproduksi oleh mamalia Asia Tenggara yang disebut luwak atau musang.
Black Ivory Coffee
Kopi termahal di dunia sekarang bukan lagi kopi luwak melainkan Black Ivory Coffee dari Thailand.
Kopi termahal di dunia sekarang bukan lagi kopi luwak melainkan Black Ivory Coffee dari Thailand.
Harga secangkir kopi ini cukup fantastis yaitu lebih dari 900 ribu rupiah.
Kopi ini sendiri dibuat pada daerah tertentu di Thailand yang sebelumnya dikenal sebagai eksportir opium.
Untuk menghasilkan Black Ivory Coffe, gajah akan diminta untuk memakan biji kopi.
Selama tiga hari biji kopi itu akan tetap ada di dalam perut mereka sebalum akhirnya keluar dalam kotoran.
Para pekerja kemudian akan mengambili biji kopi ini kemudian mencuci, mengeringkan dan memanggangnya.
Biji ini menjadi sangat mahal karena dari sekitar 15 kilogram biji kopi yang diberikan pada gajah, hanya bisa didapatkan setengah kilogram biji Black Ivory Coffee. Jadi, apa yang sangat spesial dari kopi kotoran gajah ini?
Gajah memakan banyak rumput dan sayur-sayuran.
Herbivora seperti gajah melakukan fermentasi di dalam perut untuk memecahkan selulosa dari makanan mereka.
Fermentasi ini sangat bagus untuk wine, bir, atau kopi karena bisa mengeluarkan rasa manis dari biji.
Fermentasi ini menghilangkan rasa pahit dari biji kopi sehingga Black Ivory Coffe tak perlu diberi gula lagi karena tak pahit.
Tak Ada Rasa Pahit
Aroma dari Black Ivory Coffee ini seperti campuran antara bunga dan cokelat.
Rasanya seperti cokelat dengan ceri.
Sama sekali tak ada rasa pahit karena minuman ini begitu lembut.
Black Ivory Coffee sebenarnya cukup mirip dengan teh, semacam perpaduan antara kopi dan teh.
Kopi ini sudah dicobakan pada sejumlah orang dan reaksi mereka cukup beragam.
Ada yang berkata, Black Ivory Coffee ini terasa seperti buah atau kismis.
Ada juga yang berkata, kopi ini sangat ringan dan lembut.
Black Ivory Coffee dijual pada sejumlah hotel bintang lima yang terletak di Asia dan Timur Tengah.
Sebesar delapan persen dari penjualan kopi ini akan diberikan pada Golden Triangle Asian Elephant Foundation, badan yang mengelola penyelamatan gajah.
Konsep kopi dari kotoran sebenarnya bukan hal baru.
Selain kopi luwak, ada kopi yang dibuat dari kotoran kucing.