Advertorial

Menhan Malaysia Sebut Naik Pesawat Buatan RI, Waktu Tempuh Jadi Lebih Lama, Padahal Dulu Malaysia Punya Senapan yang Jadi Bahan Ejekan Dunia

Mentari DP

Editor

Umumnya, perjalanan dari Malaysia ke Jakarta hanya ditempuh selama dua jam. Tetapi dengan pesawat buatan RI menjadi lebih lama.
Umumnya, perjalanan dari Malaysia ke Jakarta hanya ditempuh selama dua jam. Tetapi dengan pesawat buatan RI menjadi lebih lama.

Intisari-Online.com – Baru-baru ini, Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia Mohamad Bin Sabu bercerita mengenai pesawat buatan Indonesia.

Dilansir dari kompas.com pada Senin (27/1/2020), dia berkata bahwa dia sengaja menumpang pesawat buatan Indonesia dalam perjalanannya ke Jakarta.

Umumnya, perjalanan dari Malaysia ke Jakarta hanya ditempuh selama dua jam.

Tetapi dengan pesawat buatan RI menjadi lebih lama.

Baca Juga: Kisah Pasutri yang Bayar Lahiran Rp1,4 juta Pakai Uang Koin Tapi Dikembalikan Puskesmas: Awas, Tolak Pembayaran dengan Koin Bisa Kena Sanksi

"Sengaja saya datang ke Jakarta naik pesawat yang dibuat oleh Indonesia, CN.”

“Walaupun dia perlahan,biasa saya sampai dalam waktu dua jam, tapi tiga jam setengah," kata Sabu.

Apa yang disampaikan Sabu langsung ditanggapi Yenny Wahid yang turut hadir dalam acara itu.

Yenny Wahid, yang saat ini menjabat sebagai komisaris independen maskapai penerbangan Garuda Indonesia, bilang bahwa Indonesia menomorsatukan keselamatan.

"Pesawat Indonesia begitu karena kami terlalu mengikuti nasihat orangtua, biar lambat asal selamat," kata Yenny.

Baca Juga: Bak Bunuh Diri, Turis China Boleh Masuk Sumbar karena Lolos Thermal Scanner di Bandara, Faktanya Virus Corona Menular Sebelum Gejala Muncul, Termasuk Demam

Pesawat CN 235-220

Pesawat yang ditumpangi Menhan Malaysia Mohamad Bin Sabu merupakan pesawat CN 235-220.

Ini adalah mahakarya anak bangsa dibidang kedirgantaraan dan suatu kemajuan dalam industri pesawat terbang telah dibuktikan oleh Indonesia dengan pesawat ini.

Pesawat CN235-220 merupakan pesawat multiguna yang bisa digunakan oleh militer maupun sipil.

Di Indonesia, pesawat ini digunakan untuk patroli maritim.

Bahkan pesawat ini bisa mengangkut 48 penumpang dan digunakan untuk beberapa misi, mulai dari pengintaian, patroli maritim, dan angkutan pasukan bersenjata.

Sanking hebatnya, banyak negara telah melirik kehebatan pesawat CN buatan Indonesia ini.

Sebagai contoh, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menerima pesanan pesawat tipe CN235-220 dari Militer Nepal senilai 30 juta US Dollar (Rp425 miliar).

Baca Juga: Teman Vanessa Angel Akui Terlibat dalam Prostitusi Online: Ini 5 Alasan Mengapa Artis Terlibat Kasus Prostitusi Online, Tak Hanya Soal Uang!

Apa yang dikatakan Menham Malaysia, entah dalam maksud bercanda atau tidak, telah membuat warga Indonesia berkomentar mengenai militer Malaysia.

Salah satu bahan yang menjadi komentar mereka adalah VB Berapi LP06.

VB Berapi LP06 merupakan sebuah senapan (rifle) asli buatan Malaysia.

Dilansir dari Grid.ID pada tahun 2016, VB Berapi LP06 diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama Vita Berapi.

VB Berapi dibuat dalam tiga prototipe, pistol LP01, Shotgun LP02 dan Rifle LP06.

Hanya saja, respon publik Malaysia malah negatif mengenai prototipe VB Berapi.

Alasannya karena senapan ini berdesain aneh dan dianggap seperti pistol mainan.

Bahkan kehadirannya malah menjadikan VB Berapi bahan olok-olokkan dalam hal industri senapan dunia.

Karena berbagai kekurangan dan desain tak jelas, VB Berapi tidak pernah masuk ke lini produksi massal.

Baca Juga: 'Black Dahlia', Kasus Pembunuhan Paling Brutal di Amerika, Mayat Dibelah Jadi Dua dan Dianggap Mainan oleh Pelaku

Artikel Terkait