"Karena apa? Orang yang memperkosa itu nafsunya datangnya dari orang yang diperkosa. Jadi semua itu salahe wong'e (salah orangnya), salahe wedhok'e (salah perempuannya).
"Dia pakai baju yang minim minim dan dia selalu genit-genit di depan orang jadi itu yang membuat munculnya pemerkosaan. Jadi pemerkosaan bukan berarti orang yang merkosa sing salah (yang salah).
"Tidak. Nek bagi aku, sing tak salahno sing diperkosa. dipamer-pamerno yo ora? (yang saya salahkan yang diperkosa, dipamer-pamerin)."
Siapa sangka, pernyataan Ningsih Tinampi tersebut lantas terbantahkan secara telak melalui sebuah kasus pelecehan seksual.
Sebuah kasus pelecehan seksual yang terjadi di bilangan Kaliabang, Bekasi Utara, Rabu (15/1/2020) seolah menjadi bukti langsung bahwa pernyataan Ningsih Tinampi sangat kelirus.
Sebab, korban pelecehan dalam kasus ini sangat jauh dari ciri-ciri wanita yang rentan menjadi korban versi Ningsih Tinampi.
perkosBaca Juga: Tak Bisa Dikenai Pasal Perkosaan, Reynhard Sinaga akan Dapat Hukuman yang Jauh Lebih Ringan Jika Dirinya 'Beraksi' di Indonesia, Ini Penjelasannya
KOMENTAR