Advertorial
Intisari-Online.com - Satu lagi fakta mengejutkan terungkap sebelum Lina Jubaedah akhirnya meninggal dunia.
Fakta itu disampaikan langsung oleh Teddy, suami Lina, Sabtu (11/1) di Satreskrim Polrestabes Bandung.
Dia menjelaskan tentang makanan apa yang disantap mendiang sebelum dia mengembuskan napas terakhir.
"Kalau dari hipertensi, itu kan sebelumnya makan nasi padang yah, bukan jelek-jelekin itu ya," ujar Teddy di Satreskrim Polrestabes Bandung, Sabtu (11/1/2020).
Ya, menurut Teddy berdasarkan data medis istrinya yang ia terima, Rumah Sakit Al Islam mencatat Lina memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Teddy beranggapan makanan itu yang diduga memicu hipertensi Lina.
Selain nasi padang, katanya lagi, Lina juga menyantap banyak makanan yang mengandung minyak.
Ya, selama ini kita sering mendengar bahwa nasi padang adalah makanan yang tinggi kolesterol.
Nasi padang memang terkenal dengan lauk yang penuh santan dan minyak yang mengandung lemak.
Tapi, hal ini bukan berarti menjadi alasan bahwa nasi padang adalah makanan yang tidak sehat.
Menurut dari data komposisi pangan Indonesia, seporsi nasi padang itu sama dengan seporsi nasi campur dan nasi rames. Memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi, yaitu 155 Kal.
Sedangkan kandungan proteinnya sebesar 10,3 g, lemak sebesar 4,2 g, dan air sebesar 65,8 g.
Bahkan kandungan karoten total dalam seporsi nasi padang ini berkisar 3.140 mcg.
Angka tersebut tergolong cukup tinggi. Karena beberapa menu lauk dalam nasi padang ini menggunakan kunyit dan cabai merah yang mengandung karoten tinggi.
Melansir dari Kompas.com, seorang ahli gizi dari RS Pondok Indah - Pondok Indah, dr Juwalita Surapsari, SpGK menuturkan, dirinya juga menyantap makanan dari tanah Minang ini.
Dalam episode perdana Rate My Plate yang diadakan di cabang baru restoran Padang Merdeka, Jl. K. H. Abdullah Syafe'i no 2, Tebet, Jakarta Selatan, dr Juwalita berbincang mengenai nutrisi nasi padang.
Baca Juga: Mau Tahu Kenapa Bayi Panda Seukuran Tikus Padahal Induknya Seukuran Jumbo? Ini Jawaban Para Ahli!
"Sebetulnya tidak ada patokan berapa kali seminggu, berapa kali sebulan (mengonsumsi nasi padang). Tapi pilihannya itu yang paling penting," ungkap dr Juwalita.
Selain itu, dr Juwalita menyebutkan bahwa porsi nasi putih dalam sepiring nasi padang ini terlalu banyak, setidaknya harus dikurangin seperempat porsi dari nasi putih tersebut.
Karena terlalu banyak karbohidrat juga tidak baik bagi tubuh.
Pertimbangan pemilihan lauk juga harus diperhatikan.
"Sebetulnya tidak masalah kalau memilih 2 lauk protein hewani, tapi rendang ini kalorinya tinggi banget, daging sapinya saja kandungan kalorinya lebih tinggi dibanding daging ayam tanpa kulit," ujarnya.
Dalam pembutaan rendang yang lama dengan menggunakan santan yang cukup banyak, ini juga mengandung kalori sekitar 200-250 Kal hanya dalam 1 potong daging.
Bahkan menu telur dadar dalam masakan padang ini menggunakan minyak yang banyak. Tujuannya agar matang merata.
Tapi jadinya kalori telur dadar tersebut jadi lompat hingga kurang lebih 150 Kal.
Bahkan sayur nangka yang mengandung serat ini malah dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat akibat penggunaan santan dalam pembuatannya.
Sedangkan sayur daun singkong dianggap penyelamat dalam sepiring nasi padang, karena sayur ini hanya direbus sebentar dan ditambahkan bumbu secukupnya.
Untuk diketahui, sayur daun singkong mengandung serat yang bermanfaat sebagai penambah rasa kenyang dan menghambat penyerapan lemak dalam makanan.
Bahkan dalam sayur daun singkong mengandung karoten yang cukup tinggi.
Hal ini tentu baik bagi sistem pencernaan dan metabolisme tubuh.
Namun, biasanya para pedagang nasi padang ini hanya memberikan sayur daun singkong dalam jumlah yang sedikit.
Mulai sekarang perhatikan jumlah dan pilihan lauk dalam mengonsumsi nasi padang.
Jangan lupa, mintah setengah porsi nasinya, dan sayur daun singkoknya 2 kali lipatnya.