Rupanya di tahun 2018 Australia dan Inggris telah ikut menantang klaim Beijing terhadap sengketa wilayah maritim tersebut.
Kepentingan China bertentangan dengan klaim Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei Darussalam, dan China mengklaim hampir 90% dari wilayah laut yang kemudian mereka sebut sebagai 'nine-dash line'.
Lalu mengapa China, negara super power baru dengan nilai ekonomi kedua terbesar mau bersaing dengan tetangga-tetangga Asia Tenggaranya?
Tindakan China tidak hanya dinilai buruk, tetapi juga menyebabkan pihak Internasional memandang mereka sebelah mata.
Jawabannya, adalah sama seperti penyebab persaingan lainnya: minyak bumi.
Dilansir dari Forbes.com, rupanya di bawah Laut China Selatan tersimpan kira-kira 213 milyar barrel minyak, berdasarkan analisis seorang analis China.
Namun pihak Survei Geologi Amerika 1993/1994 (USGS) mengestimasi jumlah sumber yang sudah dan belum ditemukan di lepas pantai Laut China Selatan mencapai 28 millyar barrel minyak.
USGS juga menyebut jika estimasi yang dihitung oleh pihak China terlalu banyak.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR