Advertorial

Siksaan Mental: Kedua Payudara Wanita Ini Diangkat, Tetapi Rupanya Dokter Salah Mendiagnosa Kanker Payudara Wanita Tersebut, Bagaimana Bisa?

May N

Editor

Wanita ini sampai harus kemoterapi dan diangkat kedua payudaranya sebelum dihadapkan pada kasus salah diagnosa
Wanita ini sampai harus kemoterapi dan diangkat kedua payudaranya sebelum dihadapkan pada kasus salah diagnosa

Intisari-online.com -Sarah Boyle, seorang wanita asal Staffordshire, didiagnosa oleh dokter jika ia memiliki kanker payudara.

Saat itu adalah tahun 2016, dan wanita tersebut melaksanakan kemoterapi sebelum kemudian melakukan prosedur pengangkatan kedua payudaranya untuk mencegah penyebaran penyakit di tubuhnya.

Setahun sesudahnya, ia justru diberitahu jika dokter telah salah membaca hasil biopsinya.

Hal tersebut kemudian membawanya pada salah diagnosa, dan dia tidak memiliki kanker.

Baca Juga: Harta Benda Ludes, Hanyut dan Hilang Selama Banjir, Psikiater Ingatkan Bahaya Depresi

Lebih mengerikan lagi, operasi rekonstruktif dapat menyebabkan resiko munculnya kanker di tubuhnya di masa depan.

Dia juga terancam tidak dapat melahirkan lagi akibat pengobatan kankernya.

Meski begitu, ia akhirnya dapat melahirkan anak kedua yang sekarang berumur 13 bulan.

Setelah 3 tahun mengalami penyiksaan tersebut, Sarah mengaku jika sampai sekarang ia masih kesulitan untuk menjelaskan apa yang terjadi kepadanya.

Baca Juga: Krisis Berkepanjangan, Pembunuhan Jenderal Iran Bakal Menjadi Kunci Vital Melonjaknya Harga Minyak Bumi di Dunia, Ini Penjelasannya

"Diberitahu jika Anda memiliki kanker yang jarang bagi orang-orang seusiamu sudah sulit untuk diterima.

"Namun diberitahu lagi berbulan-bulan setelah pengobatan mengerikan jika ternyata pengobatan tersebut tidak diperlukan, rasanya aku sama sekali tidak akan pernah paham.

"Ini tidak hanya mengenai fisikku, tetapi penyiksaan mental yang harus kulalui selamanya.

"Salah diagnosa mengenai kanker dapat merusak hidup banyak orang, dan beberapa tidak beruntung untuk selamat.

Baca Juga: Tahun 2020 Jangan Percaya Lagi dengan Mitos-mitos Kesehatan Ini, Termasuk Autisme Karena Vaksinasi

"Sangatlah penting untuk meningkatkan kesadaran konsekuensi jika eror ini mempengaruhi seluruh keluarga.

"Teknologi yang membantu mengurangi jumlah orang terkena efek salah diagnosa atau membuat penderita menerima pengobatan lebih cepat harusnya diterima."

Sarah hanya berumur 25 tahun saat dia mendapatkan kesalahan diagnosa tersebut.

Dia juga diberi tahu jika ia sebenarnya tidak memiliki kanker.

Baca Juga: Kesulitan Bernapas, Dokter Berhasil Mengambil Serangga Besar Hidup Dari Hidung Kucing Ini, Kok Bisa?

Sarah pun meminta pengacara penanganan kasus salah diagnosa untuk menginvestigasi kasusnya.

Pengacaranya mengatakan jika apa yang dialami Sarah sangatlah mengejutkan dan efeknya akan terus mempengaruhi kehidupan mereka.

Pasalnya, Sarah telah menderita trauma psikologis atas apa yang telah dia lalui dari pengangkatan kedua payudaranya.

Ia juga mengalami gejala-gejala disebabkan oleh pengobatannya.

Baca Juga: Coba Perhatikan Bentuk Kaki Anda, Mana yang Lebih Panjang atau Pendek, Ini Bisa Deteksi Kondisi Kesehatan Anda

"Penggunaan teknologi tidak boleh menggantikan manusia tetapi teknologi yang mampu melengkapi dan membantu tenaga medis profesional untuk meningkatkan pengobatan dan mengurangi waktu tunggu bagi pasien seharusnya diterima.

Hasil investigasi menunjukkan jika kesalahan diagnosanya berasal dari 'human error'.

Berkat hal tersebut, kini diagnosa kanker juga dikaji ulang oleh patologis kedua.

Artikel Terkait