Advertorial

Kanker Otak Seperti yang Diderita Agung Hercules, Bagaimana Seseorang Didiagnosa Menderita Penyakit Ini?

Tatik Ariyani

Editor

Aktor dan komedian Agung Hercules meninggal dunia karena penyakit kanker otak glioblastoma stadium 4 yang dideritanya.
Aktor dan komedian Agung Hercules meninggal dunia karena penyakit kanker otak glioblastoma stadium 4 yang dideritanya.

Intisari-Online.com -Agung Hercules meninggal dunia pada Kamis (1/8) karena penyakit kanker otak glioblastoma stadium 4 yang dideritanya.

Sakit kanker otakyang dideritaAgung Hercules diketahui publik sejak Juni 2019.

Kanker glioblastoma merupakan salah satu jenis tumor otak ganas yang berkembang dengan cepat dan biasanya menyerang orang dewasa.

Umumnya, penderita glioblastoma akan mengeluhkan beberapa gejala seperti sakit kepala yang tak kunjung hilang, penglihatan kabur, mual, kejang, serta penurunan kemampuan berpikir dan belajar.

Baca Juga: Alami Bengkak di Rahang Sejak Umur 3 Tahun, Dokter Temukan Lebih dari 500 Gigi di Mulut Bocah Ini

Ketika gejala itu muncul, bagaimana seseorang dapat didiagnosa menderita glioblastoma?

Dilansir dari Hellosehat, ada dua cara medis yang bisa dilakukan untuk menetapkan diagnosis glioblastoma pada seseorang.

Dua cara itu adalah pemeriksaan fisik dan CT Scan/MRI.

Untuk pemeriksaan fisik, tenaga medis akan memeriksa segala kemampuan yang berkaitan dengan fungsi sistem saraf, yakni penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan otot, dan tanggapan refleks pada seseorang.

Tindakan ini dilakukan untuk menilai respons otot dan kemampuan sensorik pasien.

Baca Juga: Tak Punya Keluarga, Lelaki Tua Ini Semangat Berjualan Bubur dari Jam 3 Pagi Hingga Larut Malam

Jika ditemukan adanya gejala tumor otak, umumnya dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan citra otak, seperti CT Scan atau MRI.

Pemeriksaan CT Scan atau MRI dilakukan agar dokter mengetahui pasti letak tumor otak berkembang.

Selain itu, pemeriksaan MRI biasa dilakukan menggunakan cairan kontras. Cairan ini dapat membantu dokter memberikan gambaran yang jelas, terutama membedakan sel normal dengan sel kanker di otak.

Meski hasil CT Scan atau MRI menunjukkan adanya perkembangan jaringan tidak normal, perlakuan biopsi tetap harus dilakukan untuk menentukan apakah sel tersebut termasuk glioblastoma atau bukan.

Baca Juga: Ingin Beri Kejutan Ulang Tahun, Pria Ini Malah Pergoki Kekasihnya Selingkuh dengan Pria Lain

Metode pengobatan glioblastoma

Saat seseorang didiagnosa menderita glioblastoma, masih ada harapan untuk mengatasi penyakit ini.

Metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi glioblastoma, antara lain operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.

Operasi

Prosedur awal untuk mengangkat glioblastoma adalah dengan langkah operasi.

Tindakan pengangkatan ini dilakukan tergantung ukuran sel tumor otak, jika ukurannya kecil dan mudah dijangkau, maka dokter bisa dengan mudah mengangkat sel itu secara keseluruhan.

Namun, jika ukuran sel tumor otak agak besar atau dekat dengan area vital, dimungkinkan dapat merusak jaringan sehat dan berisiko bagi pasien.

Baca Juga: Rekaman Mengerikan Seorang Bocah 5 Tahun Terjerat dan Hampir Tergantung di Lift, Peringatan Agar Selalu Waspada!

Meski demikian, sebagian dokter mengupayakan untuk mengangkat sel tumor ganas itu, sejauh dianggap tindakan pengangkatan masih dalam kategori aman.

Apabila prosedur operasi tidak mengangkat sel tumor secara keseluruhan, setidaknya langkah ini memabntu mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien.

Ada beberapa jenis operasi umum yang dilakukan yakni dengan membuka tempurung kepala atau dengan menggunakan metode endoskopi.

Terapi Radiasi

Metode pengobatan selanjutnya adalah terapi radiasi.

Terapi ini membantu menghancurkan DNA sel-sel tumor yang dimungkinkan masih bersisa pasca-operasi.

Baca Juga: Cerita Siswi SMP yang Tembus Paspampres Sambil Menangis dan Berikan Gitar pada Jokowi

Tidak hanya menghancurkan sel tumor, tetapi dengan terapi radiasi dapat memperlambat dan menghentikan perkembangan penyakit.

Di sisi lain, karena berfungsi menghancurkan sel tumor, dimungkinkan pada metode ini sel-sel normal pun turut hancur akibat radiasi.

Dengan demikian, timbul efek samping bagi pasien, seperti kelelahan, rambut rontok, kehilangan nafsu makan, dan masalah kulit.

Jika berdampak efek samping yang semakin parah, segera hentikan metode ini dan konsultasikan langsung kepada dokter ahli.

Baca Juga: Cabuli Anak Kandungnya hingga 50 Kali, Pria Beristri 5 Ini Dihajar oleh Sesama Tahanan hingga Babak Belur

Kemoterapi

Selain itu, metode pengobatan pembasmi kanker pada umumnya, yakni kemoterapi.

Kemoterapi digadang-gadang mampu menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker, termasuk sel yang tidak bisa diangkat saat operasi karena ukuran yang kecil atau sulit dijangkau.

Ada dua cara kemoterapi yang lazim digunakan oleh pasien, yakni melalui infus atau secara oral.

Dalam metode kemoterapi glioblastoma, biasanya pasien diberikan obat temolozomide (telah disetujui oleh FDA, BPOM Amerika) pada pengobatan kemoterapi oral.

Ada juga efek samping pada tindakan kemoterapi, yakni mual dan muntah, sakit kepala, rambut rontok, demam, dan badan lemas.

Baca Juga: Kisah Penyintas Serangan Hiu, 4 Hari Terombang-ambing di Lautan, Mendengar Teriakan dan Melihat Orang-orang Dimakan Hidup-hidup Tiap Harinya

(Retia Kartika Dewi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Agung Hercules Meninggal karena Kanker Otak, Bagaimana Seseorang Didiagnosa Derita Penyakit Ini?"

Artikel Terkait