Advertorial
Intisari-Online.com – Pasangan public figure Indonesia, Syahnaz Sadiqahdan Jeje Govinda tengah berbahagia.
Sebab, Syahnaz Sadiqahdilaporkan telah melahirkan bayi kembar laki-laki dan perempuan.
Kabar bahagia tersebut dibagikan Syahnaz ke instagram pribadinya, @syahnazs pada Sabtu (4/1/2019).
"Hallo semuanya, Kenalin baby twins udh lahir nih...," tulis Syahnaz dalam caption unggahannya seperti dilansir dari tribunnews.com.
Dari unggahan tersebut, disebutkan bahwa nama kedua bayi kembar tersebut adalah Zayn Sadavir Ezhilan Ismail dan Zunaira Alessia Safaraz Ismail.
Diketahui, setiap orangtua pasti bahagia jika mereka bisa memiliki bayi kembar.
Apalagi ada anggapan bahwa memiliki anak kembar berarti sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui alias hamil satu kali langsung dapat anak dua.
Sebenarnya, apa saja yang mempengaruhi seorang wanita mengalami pembuahan ganda atau kembar?
Berikut uraiannya:
1. Faktor genetis
Wanita yang memiliki ibu kembar, berpeluang lebih besar melahirkan bayi kembar.
“Faktor genetis pembuahan kembar yang menentukan adalah keturunan dari pihak wanita.”
“Sebab, wanitalah yang memproduksi sel telur,” ujar David Davies, seorang konsultan fertilitas diPortsmouth’s Queen Alexandra Hospital.
2. Faktor gaya hidup
Wanita yang menjalani diet rendah lemak, vegetarian, dan vegans, potensi untuk melahirkan bayi kembar cenderung rendah, ketimbang wanita yang banyak mengonsumsi susu dan daging.
3. Faktor jumlah anak
Davies mengatakan bahwa wanita yang memiliki jumlah anak banyak, berpotensi memiliki anak kembar.
Sebab, aktif memungkinkan terjadinya pembuahan kembar.
“Wanita yang subur juga memiliki kesempatan besar terjadinya pembuahan kembar,” terangnya.
4. Faktor usia
Pembuahan kembar umumnya terjadi pada wanita yang mengandung di usia 30-an dan 40-an.
“Kondisi ini karena perubahan kerja ovarium seiring usia.”
“Jadi, kemungkinan melepaskan lebih dari satu sel telur yang sehat selama satu siklus, sangatlah besar,” sebutnya.
5. Faktor etnis
Menurut Davies, satu dari 60 persalinan di Eropa Timur melahirkan bayi kembar.
Namun, peluang tersebut terbilang minim pada wanita dari Asia Tenggara.
Sementara itu, di Nigeria, terdapat dua kelahiran bayi kembar dari 20 atau 30 persalinan setiap bulan.
“Sebenarnya tidak ada teori pasti mengenai pengaruh etnis.”
“Sebab, pada beberapa kasus, wanita kelahiran Nigeria asli memiliki peluang kecil mengandung bayi kembar ketika mereka hidup di benua lain.
Namun, ketika mereka di Nigeria, peluangnya lebih besar. Bisa jadi, pengaruh makanan dan iklim memiliki pengaruh signifikan,” urainya.