“Gila ya, di hutan saja banyak sampah. Gimana di lautan. Dari situ saya terpikir untuk harus berbuat sesuatu. At least I have to do something.”
“To do something”-nya itu adalah membuka toko yang menjual barang-barang keperluan sehari-hari tanpa kemasan. Tak ada plastik yang keluar dari toko ini. Diharapkan pula tak ada sisa barang berarti jika berbelanja di sini. Sebab kita membeli sejumlah yang kita perlukan. Beda dengan toko atau supermarket kebanyakan yang pembeli tak punya kuasa untuk membeli barang dalam kuantitas yang mereka butuhkan. Mau beli bubuk kayu manis misalnya. Ya kuantitasnya sudah ditentukan dan dikemas dari pembuatnya. Kita enggak bisa memilih kuantitasnya, satu gram misalnya.
Padahal, belum tentu bahan itu akan kepakai semua. Alhasil akan menumpuk di dapur. Jika ada masa kedaluwarsanya bisa jadi bahan itu masih ada ketika tanggal kedaluwarsanya lewat. Itu pula yang dirasakan Kiana yang suka memasak ini.
“Saya pernah beberes soal bumbu-bumbu dapur ini. Hilang tuh kira-kira seperempat bumbu-bumbu dapur yang ada di stok saya. Karena sudah lewat kedaluwarsanya. Beruntung saya membeli bumbu-bumbu organik sehingga ketika dibuang tak mencemari lingkungan. Malah bisa menjadi pupuk. La kalau bukan organik?” tanya Kiana yang sudah lama bergabung dengan Komunitas Organik Indonesia (KOI) ini.
“To do something” yang lain demi bumi juga dilakukan oleh Putri Arif Febrila, yang bersama dengan empat teman wanitanya mendirikan The Bulkstore & Co di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Jika Naked.Inc milik Kiana beroperasi mulai awal April 2019, The Bulkstore & Co dibuka pada 26 Mei 2019.
“Konsepsinya sendiri sudah berjalan dari sejak akhir tahun 2017, tapi karena kami semua punya pekerjaan full-time masing-masing, jadi sedikit tertunda. Kita semua memiliki background yang berbeda-beda, tapi punya satu visi yaitu ke depannya gaya hidup yang lebih sehat untuk bumi itu harus dilakukan dan harus diadaptasikan,” kata Putri yang menjabat Head of Marketing The Bulkstore & Co.
Sama seperti Kiana, Putri dan teman-temannya merasa beruntung karena memiliki pemahaman akan cara hidup yang lebih sehat dan hijau melalui pengalaman, komunitas yang mereka ikuti, serta bidang yang mereka cemplungi.
“Sejak beberapa tahun terakhir, isu-isu penyebab pemanasan global dan rusaknya ekosistem mulai muncul di permukaan. Senang sudah ada progresnya, tapi bisa lebih baik lagi,” kata Putri.
Baca Juga: Bumi Terancam Diterjang Sejumlah Bencana Sekaligus Akibat Pemanasan Global
Pasta gigi berubah bentuk
Baik Kiana maupun Putri dan teman-temannya ingin mengedukasi pasar tentang cara berbelanja dan konsumsi barang kebutuhan sehari-hari secara lebih hijau. Secara khusus, mereka ingin berkontribusi dalam pengurangan sampah plastik sekali pakai, pengurangan sampah makanan rumah tangga, pengurangan sampah kemasan, sampah pembalut, dan juga mengubah kebiasaan hidup kaum urban menjadi lebih alami atau lebih selaras dengan alam.
Lebih alami itu dijabarkan dalam produk-produk organik. “Dan hampir 80 persen lokal. Dari teman-teman di KOI. Sampai skincare pun dari KOI. Sisanya karena memang barang itu tidak ada di sini. Misalnya almond atau cranberry,” kata Kiana.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR