Advertorial
Intisari-Online.com - Karena hanya terjadi selama satu kali dalam setahun, perayaan Natal terlihat begitu meriah.
Khususnya bagi mereka yang merayakan Natal.
Namun pernahkah Anda bertanya, apa saja yang terjadi di otak saat kitamelakukan kegiatan-kegiatan di hari Natal?
Ternyata, para peneliti menemukan fakta bahwa otak kita merespons semangat Natal.
Inilah reaksi otak kita terhadap hari Natal:
Saat memberi kado Natal
Ya, sangat menyenangkan jika kita mendapat kado dari orang lain.
Namun, studi di 2006 menunjukkan bahwa saat memberikan kado ke orang lain otak kita merespons dengan rasa senang sama seperti ketika kita menerima kado dari orang lain.
Artinya, memberi juga membuat kita bahagia. Sama-sama menyenangkan seperti menerima.
Saat berkumpul bersama keluarga
Reaksi otak kita di hari Natalterjadisaat kita berkumpul bersama keluarga. Menghabiskan waktu bersama mereka membuat kita bersyukur.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada September menemukan fakta bahwa ketika kita bersyukur, ada peningkatan aktivitas di anterior cingulate cortex dan medial prefrontal cortex di otak.
Kedua bagian itu berkaitan dengan proses emosional, interaksi sosial dan kebaikan moral.
“Rasa syukur menghasilkan kebaikan pad aorang sekitar sehingga meningkatkan kesehatan mental yang terkait dengan tingkah laku sosial,” kata dr. Antonio Damasio, pemimpin penelitian ini yang juga profesor saraf dan psikologi dari University of Southern Carolina.
Saat stres menyiapkan pesta Natal
Hari Natal memang menyenangkan.
Namun terkadang ada hal yang membuat stres seperti saat kita kelimpungan menyiapkan pesta Natal.
Faktanya, sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh American Psychological Assosiation di tahun 2008 menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang Amerika mengalami stres saat hari libur.
Ketika stres, otak menegluarkan enzim yang menyerang molekul di hippocampus – bagian otak yang berhubunan dengan emosi dan memori.
Mungkin itulah sebabnya mengapa kita mudah marah saat sedang panik.
Saat mengonsumsi kue Natal yang manis
Sangat sulit menolak makan kue-kue manis dan cantik di hari Natal.
Saat kita mencicipi kue itu, rasa manis dapat mengirim sinyal dari lidah ke cerebral cortex di otak yang mengaktifkan “sistem imbalan”.
Pada dasarnya, mengaktifkan sistem imbalan di otak tidak membuat masalah.
Namun, jika sistem itu diaktifkan secara berlebihan dan sangat sering, otak akan memerintahkan tubuh untuk mengonsumsi makanan manis lebih banyak.
Hal itu tentunya tidak baik untuk kesehatan kita.
Saat musim dingin
Di beberapa negara, Natal berbarengan dengan musim salju.
Terkadang, cuaca dingin itu menyebabkan mereka jadi lebih muram di hari Natal.
Gejala itu merupakan hasil dari gangguan afektif musiman – gangguan depresi yang terjadi di musim-musim tertentu seperti pada musim gugur dan musim dingin.
Pada 2014, para peneliti mengatakan, zat kimia yang menyebabkan gangguan itu meningkatkan jumlah protein pada transporter serotonin (SERT) di syaraf sehingga mempengaruhi mood kita.(huffingtonpost.com)