Advertorial
Intisari-Online.com – Kasus kanibalisme dalam beberapa tahun terakhir sering bermunculan.
Yang terbaru adalah sebuah kasus kanibalisme dengan pelaku seorang pemuda berusia 21 tahun asal Filipina.
MenurutDaily Mirrorpada Kamis (5/12/19), Lloyd Bagtong (21) ditangkap karena kasus kanibalisme.
Dilaporkan dia mengaku memotong kepala seorang wanita, kemudian memasaknya, dan makan pada bagian otaknya.
Hal yang lebih mengerikan lagi adalah, Lloyd mengaku melakukan pembunuhan itu karena dia lapar.
Ketika ditangkap, Lloyd tidak menyangkal dan secara terang-terangan mengakui pembunuhan itu.
Di Indonesia, salah satu kasus kanibalisme yang terkenal adalah kasus kanibalisme dengan Sumanto sebagai pelakunya.
Kejadian ini terjadi pada tahun 2003 ketika Sumanto mencuri beberapa mayat dan memakannya.
Alasannya karena percaya ini akan memberinya kekuatan batinsupranatural.
Sumanto dihukum pidana selama 5 tahun, tapi pada 24 Oktober 2006, dia dibebaskan dan sekarang berada di pesantren.
Baca Juga: Mau Hidup Panjang Umur? Bangun Pagi Saja! Begini Penjelasannya
Kasus kanibalisme di mana pun berada tentu saja mengejutkan kita.
Tapi pernahkah Anda membayangkan bahwa kasus kanibalisme sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu?
Tidak percaya?
Menurut laporan yang dipublikasikan padaJournal of Anthropological Archaeology, manusia mungkin sudah memakan sesamanya sejak zaman Mesolitikum, sepuluh ribu tahun yang lalu.
Pernyataan tersebut berdasarkan penemuan tanda aneh pada 30 tulang manusia dan tiga tengkorak di dalam gua Santa Maira, Valencia Selatan, Spanyol oleh beberapa arkeolog.
Disebutkan sisa-sisa rangka tersebut menunjukkan tanda “praktek anthropophagic” – bahasa halus untuk mengatakan kanibalisme.
Para arkeolog mengatakan, tulang-tulang tersebut milik satu orang “kuat”, satu orang langsing, dan seorang bayi yang tidak memiliki kemiripan dengan tulang orang-orang dewasanya.
Juan V. Morales Perez, pengarang laporan, mengatakan, tanda-tanda pada rangka itu memiliki susunan yang sama dengan proses pembantaian dan konsumsi.
Tulang tersebut tampak sudah dipotong, dipalu dan dipanaskan. Tersebar bersama dengan sisa-sisa ibex (sejenis kambing dengan tanduk panjang) serta rusa.
Baca Juga: Mirip Gejala Flu Biasa, Ini Beberapa Gejala Awal Kanker yang Wajib Anda Ketahui
Membutuhkan proses panjang untuk mengetahui apakah manusia benar-benar memakan sesamanya ini.
Para arkeolog telah menganalisis tulang tersebut selama bertahun-tahun dan menyesuaikannya dengan beberapa karateristik yang menunjukkan adanya tanda kanibalisme.
Tradisi penguburan kuno bisa menunjukkan tanda-tanda ketidakwajaran – salah satunya adalah dengan membiarkannya terpendam di dalam gua hinggga ribuan tahun seperti tulang-tulang tersebut.
Tanda kanibalisme lainnya bisa dilihat dari sisa kotoran manusia yang sudah membatu, memiliki potongan seperti sudah dikuliti, dan apakah tulang-tulang tersebut dibakar dan dikubur bersamaan dengan rangka hewan.
Para arkeolog men-checklist semua tanda tersebut saat memeriksa rangka -- kecuali untuk karateristik kotoran manusia yang sudah membantu.
Sebagai tambahan, mereka juga menemukan tanda gigitan pada tulang, yang para peneliti yakini berasal dari gigi geraham manusia.
Gigitan tersebut juga sama dengan yang ditemukan pada tulang hewan.
Penemuan ini merupakan petunjuk awal bahwakanibalisme sudah terjadi pada zaman Mesolitikumdi Spanyol.
Saat ini, para antropolog sedang meneliti apakah fenomena manusia-makan-manusia terjadi karena keputusasaan, untuk bertahan hidup atau ritual. (Lintang Bestari)