Advertorial
Intisari-online.com -Dilansir dari South China Morning Post, Penyakit jantung koroner menuntun ke kematian dari 10.6 orang di Hong Kong setiap harinya selama tahun 2017.
Sementara itu antara 2018 dan 2017, lebih dari 30.000 pasien Hong Kong telah meninggal karena masalah ini.
Kematian mendadak terjadi setelah orang yang terserang serangan jantung menunjukkan beberapa gejala tertentu.
Oleh sebab itu setiap detiknya sangatlah penting dalam kondisi darurat berhubungan dengan jantung.
Penundaan beberapa menit dapat menjadi pembeda antara hidup dan mati dalam kasus kesehatan kardial atau komplikasi yang mempengaruhi organ jantung.
Perlu dicatat resiko tinggi penyakit jantung ada pada orang-orang berumur 40 sampai 60 tahun, perokok, orang dengan tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi dan juga orang dengan aktivitas fisik rendah.
Berikut adalah 10 fakta yang harus diingat ketika menghadapi kondisi serangan jantung darurat, yang mampu meningkatkan kesadaran kita.
Selain itu, juga meningkatkan kesempatan selamat dari serangan jantung atau myocardial infarction (MI) akut.
1. Stroke sering menjadi penyebab
Stroke, atau penyakit kardiovaskular dengan kondisi penyempitan atau penutupan pembuluh darah, dapat menuntun kepada serangan jantung.
2018, WHO mendaftarkan stroke dan penyakit jantung iskemik (penutupan arteri) sebagai pembunuh nomor 1 dunia, dengan angka kematian 15.2 juta jiwa untuk kombinasi keduanya
2. Pembunuh Nomor 3 di Hong Kong
Setelah kanker dan pneumonia, serangan jantung dan penyakit jantung koroner menjadi pembunuh ganas nomor 3.
Hasil ini didapatkan dari survey Departemen Kesehatan Hong Kong.
Resiko muncul dari pola makan tidak teratur, kurang olahraga dan gaya hidup kurang gerak atau 'sedentary lifestyle'.
3. Diagnosis awal sangat penting
Dr Henry Kok, seorang dokter spesialis jantung di RS Adventist Hong Kong, mengatakan jika diagnosis awal waktu sangatlah penting.
Oleh sebab itu dia melakukan ECG atau elektrokardiogram selama 15 menit setelah kedatangan pasiennya.
4. RS Umum membuat waktu tunggu lebih lama
Di RS tidak serta merta kita dapat segera menerima ECG, paling cepat adalah 30 menit.
Hal ini karena jumlah kasus serangan jantung di RS setiap harinya sudha banyak sehingga dapat sulit meminta 15 menit penanganan ECG.
5. Penanganan cepat memberikan banyak manfaat
Di Hong Kong terdapat tim Klinik Akses Cepan Sakit Dada, anggotanya bertugas mengetes pasien dengan sakit dada dan rasa tegang dalam 10 menit kedatangan mereka.
Hal ini mengacu pada metode yang dianjurkan oleh organisasi kesehatan Eropa dan Amerika.
Banyak mahasiswa kedokteran membuktikan, semakin cepat waktu untuk mendiagnosis pasien, banyak hasil positif didapatkan dan semakin rendah jumlah kematiannya.
Baca Juga: Imunoterapi Masuk Indonesia, Harapan Baru untuk Pasien Kanker
6. Gejala yang menunjukkan serangan jantung akan terjadi
Ini dia gejala akan terjadinya serangan jantung, didapat dari hampir sebagian besar organisasi kesehatan dan jantung di dunia:
Rasa tidak nyaman di dada (tekanan, jantung menegang, ada sensasi gatal, rasa 'terbakar' dan dada terasa sangat berat).
Kondisi ini dapat menyebar ke leher, bahu dan tubuh bagian belakang.
Baca Juga: Jelang Tes Seleksi CPNS, Ini Pentingnya Rutin Mengerjakan Latihan Soal Sebelum Ujian!
Keringat dingin, mual dan sakit perut, napas pendek, dan kelelahan serta pusing.
7. Serangan dapat terjadi kapan saja
Serangan jantung dapat terjadi kapan saja.
Oleh sebab itu akan lebih baik jika RS beroperasi 24 jam, 7 hari seminggu untuk menyikapi hal ini.
8. Menganggap serius semua sakit dada
Tidak semua sakit dada mengindikasikan masalah kardia.
Namun, semua sakit dada yang berhubungan dengan rasa tidak nyaman pada dada harus dianggap serius.
Arrhythmia atau detak jantung tidak teratur dapat menghasilkan gejala seperti serangan jantung.
Baca Juga: 5 Makanan Alami untuk Detoksifikasi Hati, dari Bawang Putih hingga Jahe, Yuk Dicoba!
Jantung yang berdetak terlalu pelan dapat mengalami kehilangan kesadaran atau bahkan kematian mendadak.
Wanita, terutama, harus memperhatikan adanya gejala penyakit kardial.
64 persen wanita yang meninggal mendadak dari penyakit jantung koroner menunjukkan tidak ada gejala sebelumnya.
Beberapa wanita juga menderita serangan jantung tanpa adanya sakit di dada atau adanya tekanan di dadanya.
Baca Juga: Gelombang Setinggi hingga 4 Meter Akan Terjadi di Beberapa Wilayah Berikut, Waspada!
Dalam sejarah wanit juga sering mengalami kesalahan diagnosa, atau gejala mereka dikesampingkan ketika tesnya dirasa tidak menghasilkan keputusan apapun.
9. Menghindari kerusakan otot jantung
Dr. Kok mengatakan jika gejala serangan jantung ditangani dalam kurun waktu 2 jam, kerusakan otot jantung permanen dapat dihindari.
10. Pentingnya membuka pembuluh darah yang tersumbat
Pasien penyakit jantung yang mendapatkan penyakitnya dari penyumbatan pembuluh darah dapat disembuhkan dengan membuka pembuluh darah tersebut.
Namun prosedur tersebut harus cepat yaitu sekitar 20 menit.
Membukanya menggunakan stenting, semacam pipa plastik dimasukkan di dalam pembuluh darah untuk menjaganya agar senantiasa terbuka dalam waktu yang sama.