Advertorial
Intisari-Online.com - PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) mengalami gagal bayar polis kepada nasabah terkait produk investasi Saving Plan.
Produk tersebut adalah asuransi jiwa berbalut investasi yang merupakan hasil kerja sama dengan sejumlah bank sebagai agen penjual.
Jiwasraya menyatakan tidak sanggup memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran yang nilainya mencapai Rp12,4 triliun per Desember 2019.
Untuk itu,Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan mengambil langkah membentuk induk usaha di sektor industri alias holding asuransi untuk mengatasi kasus gagal bayar Jiwasraya tersebut.
Namun kini malah berhembus kabar, Erick menerima uang sampai Rp200 miliar dalam mengurus kasus PT Asuransi Jiwasraya.
Menanggapi rumor tersebut, Erick Thohir pun angkat suara.
Erick kepada junalis mengatakan, ia bungkam atas kasus yang membelit Jiwasraya bikan lantaran sudah menerima rente yang kabarnya berkisar Rp 200 miliar.
"Saya boleh nih agak curhat dikit, bukannya baper. Kemarin, saya bungkam soal Jiwasraya karena saya kasih kesempatan untuk UMKM jualan, nanti Jiwasraya ada (waktu lain), cuma teman-teman bilang bungkam," ungkapnya, Senin (23/12).
Erick mengaku santai tuduhan menerima uang senilai Rp100 miliar sampai Rp200 miliar saat membenahi Jiwasraya.
Ia hanya ingin masalah perusahaan asuransi negara tidak terus menerus dipolitisasi.
"Terus ada kabar Erick Thohir terima duit Rp100 miliar, Rp200 miliar, eh duit dari mana terimanya?” ujarnya kesal.
Erick minta kasus Jiwasraya tak dipolitisasi lantaran Erick mengaku bahwa Kementerian BUMN bekerja secara objektif dan tidak ada niat memanipulasi. “Orang kami ingin betulin kok, jadi tolong konteksnya," kata Erick lagi.
Baca Juga: Nahas, Pengantin Baru yang Baru 5 Bulan Menikah Tewas Tersambar Kereta Bersama 5 Saudaranya
Masalah keuangan Jiwasraya memang terus menggelinding. Tahun ini, Jiwasraya bahkan dipastikan gagal membayar kewajibannya untuk membayar polis sebesar Rp 12,4 triliun.
Jumlah ini dipastikan akan membengkak lantaran tahun depan, produk asuransi JS Saving Plan juga akan jatuh tempo.
Kondisi ini akan semakin parah lantaran rasio solvabilitas Jiwasraya juga mengenaskan.
Butuh lebih Rp 32 triliun bagi Jiwasraya agar mampu memenuhi ketentuan Risk Based Capital (RBC) yakni 120%.
Risk based capital adalah rasio pengukuran batas tingkat solvabilitasyang disyaratkan dalam intuk mengukur tingkat kesehatan keuangan asuransi.
Semakin besar RBC asuransi menggambarkan perusahaan tersebut mampu menjamin risiko atas pembayaran kewajiban asuransi maupun reasuransinya.
Sampai saat ini, rasio minimalnya adalah 120% dari kewajibannya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan acap mengatakab bahwa masalah Jiwasraya bukan masalah yang mudah diselesaikan karena sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu.
"Ini adalah persoalan yang sudah lama sekali mungkin 10 tahun yang lalu, problem ini sudah, yang mungkin tiga tahun ini sebetulnya kami sudah tahu dan ingin menyelesaikan masalah ini. Tapi ini bukan masalah yang ringan," ujar Jokowi, Rabu (18/12).
Baca Juga: Rahasia Geologi Danau Tersembunyi di Kawasan Danau Toba, Sejumlah Ahli Lakukan Penelitian
Kendati masalah adalah masalah lama, Jokowi mengklaim bahwa pemerintah sejatinya sudah turun tangan.
Penanganan masalah asuransi pelat merah itu dilakukan sejak era Kabinet Kerja hingga berlanjut ke Kabinet Indonesia Maju.
Saat ini, penyelesaian masalah keuangan di Jiwasraya sudah diserahkan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Erick Thohir.
okowi mempersilakan aparat hukum untuk ikut turun tangan menyelesaikan masalah Jiwasraya yang bersinggungan dengan urusan hukum.
Ahmad Ghifari, Titis Nurdiana
Artikel ini pernah tayang di Kontan.id dengan judul "Kena tuduh dapat Rp 200 miliar atas Jiwasraya, Erick Thohir angkat suara"