Dia mengatakan bahwa, "Anda harus mengerti bahwa saya adalah seorang pembunuh profesional. Setiap kali saya mengambil hidup orang, saya tidak merasakan apa-apa. Tidak malu, tidak sedih, tidak bahagia, itu halnya seperti hari di kantor melakukan Perintah Don Pablo."
"Membunuh itu terlalu mudah. Saya berada dalam perang dan mereka membunuh keluarga saya, teman-teman saya dan rekan-rekan saya. Lalu saya hanya perlu menemukan mereka dipenggal dan dengan tangan saya dan anggota badan terputus," katanya.
"Kami harus melawan api dengan api. Selama perang ketika Search Bloc (unit polisi spesialis yang dibentuk untuk memburu Escobar) mengambil alih di Medellín, mereka membuat teman-teman saya hidup di insinerator, mereka melemparkan teman-teman saya hidup-hidup dari helikopter lebih dari 1.000 kaki di hutan hujan," tambahnya.
"Saya menemukan teman-teman saya dengan lutut, gigi, dan otak mereka yang dibor," sambungnya.
"Jadi kami mulai melakukan hal yang sama, dan lebih banyak lagi, di bawah kondisi perang itu karena seseorang harus memiliki mentalitas untuk bertahan hidup. Mudah dibunuh. Saya punya pekerjaan yang harus dilakukan, itu tidak masalah," terangnya.
Velásquez baru berusia 17 tahun dan keluar dari sekolah kepolisian Kolombia ketika ia pertama kali bertemu Escobar, yang ia sebut sebagai "seperti dewa".
Source | : | DailyStar |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR