Advertorial
Intisari-online.com - Pada tahun 90-an Pablo Escobar adalah sosok paling mengerikan di Amerika Selatan.
Dikenal sebagai raja narkoba, Pablo bertanggung jawab atas 90% pengiriman kokain ke seluruh dunia.
Namun, di balik itu semua dia juga dikenal sebagai sosok yang keji dan tak segan membunuh siapa saja yang mengusik bisnisnya.
Nah, salah satu orang yang membantunya mengatur pembunuhan itu adalah John Jairo Velásquez.
Pria ini adalah pembunuh bayaran yang bekerja di bawah sang raja narkoba Pablo Escobar.
Setidaknya dia telah membunuh 3.000 orang demi memenuhi perintah bosnya tersebut.
John Jairo Velásquez bisa disebut sebagai pria paling berbahaya di dunia.
Saat bekerja untuk Pablo, dia secara pribadi telah membunuh 300 orang, dan mengorganisir 3.000 pembunuhan.
Dia adalah sosok eksekutor paling ditakuti semasa Escobar masih hidup.
Karena kejahatannya ini dia dijatuhi hukuman 22 tahun penjara.
Salah satu kejahatan yang paling mencengangkan adalah, dia pernah merencanakan pembunuhan pada salah satu mantan kandidat presiden Kolombia.
Namun, tahun 2014 hukumannya dikurangi, karena dia menjadi saksi kunci untuk membongkar kejahatan bosnya.
Tapi tahun 2018 lalu dia kembali mendekam di penjara, setelah ternyata kejahatan terungkap sangat keterlaluan.
Saat ini kasusnya kembali muncul, setelah dia diberitakan menderita kanker lambung.
John Jairo saat ini dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan.
Selama kasusnya muncul, kejahatannya pada masa lalu pun juga turut muncul ke permukaan.
Salah satu yang terkenal adalah dia adalah dalang dibalik bom mobil Escobar selama perang kartel.
Kemudian, Velásquez juga bertanggung jawab atas beberapa penculikan terkenal.
Pada jaksa Agung Caelos Mauro Hoyos Januari 1988, kemudian membunuhnya.
Dia juga menculik kandidat walikota Bogota Andres Pastrana, tapi selamat dan malah menjadi Presiden Kolombia ke-57 tahun 1998 hingga 2002.
Tapi di balik semua kejahatannya itu, Velásquez mengaku tidak menyesal telah membunuh begitu banyak orang.
Dia bahkan juga membunuh pacarnya sendiri atas perintah Pablo Escobar dan membom pesawat hingga tewaskan 107 orang.
Dia mengatakan bahwa,"Anda harus mengerti bahwa saya adalah seorang pembunuh profesional. Setiap kali saya mengambil hidup orang, saya tidak merasakan apa-apa. Tidak malu, tidak sedih, tidak bahagia, itu halnya seperti hari di kantor melakukan Perintah Don Pablo."
"Membunuh itu terlalu mudah.Saya berada dalam perang dan mereka membunuh keluarga saya, teman-teman saya dan rekan-rekan saya. Lalu saya hanya perlu menemukan mereka dipenggal dan dengan tangan saya dan anggota badan terputus," katanya.
"Kami harus melawan api dengan api.Selama perang ketika Search Bloc (unit polisi spesialis yang dibentuk untuk memburu Escobar) mengambil alih di Medellín, mereka membuat teman-teman saya hidup di insinerator, mereka melemparkan teman-teman saya hidup-hidup dari helikopter lebih dari 1.000 kaki di hutan hujan," tambahnya.
"Saya menemukan teman-teman saya dengan lutut, gigi, dan otak mereka yang dibor," sambungnya.
"Jadi kami mulai melakukan hal yang sama, dan lebih banyak lagi, di bawah kondisi perang itu karena seseorang harus memiliki mentalitas untuk bertahan hidup.Mudah dibunuh.Saya punya pekerjaan yang harus dilakukan, itu tidak masalah," terangnya.
Velásquez baru berusia 17 tahun dan keluar dari sekolah kepolisian Kolombia ketika ia pertama kali bertemu Escobar, yang ia sebut sebagai "seperti dewa".