Dari situ, diketahui jika aurora muncul dari gas hidrogen dari air Mars yang lepas ke angkasa.
Proses ini terjadi sangat lambat dan sangat lama.
NASA yakin, memahami aurora Mars akan memunculkan penjelasan mengenai hilangnya air dari Mars dan menjadikannya tidak ramah huni.
Dilansir dari metro.co.uk, Andrea Hughes, penulis penelitian ini, dan juga peneliti dari jurusan Aeronautikal Universitas Daytona, mengatakan "mungkin suatu hari, jika bepergian antar planet menjadi hal biasa, penjelajah yang tiba di Mars saat musim panas akan mampu mengobservasi aurora proton Mars menggunakan kacamata sensitif terhadap cahaya UV."
Baca Juga: Vidi Aldiano Idap Kanker Ginjal: 5 Gejala Kanker Ginjal, Salah Satunya Sakit Punggung
Para penjelajah nanti akan melihat langsung tahap akhir Mars kehilangan airnya ke angkasa.
Dari itu, akan dapat diketahui apakah Mars pernah ditinggali seperti bumi atau memang dunia tidak ramah huni.
Pencarian tanda kehidupan di Mars memang salah satu pertanyaan penting bagi para ilmuwan, sehingga berita tentang organisme di Mars akan selalu menjadi perhatian.
Bulan November lalu, entomologi dari Universitas Ohio membuat berita jika terdapat serangga alien hidup di Mars.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR