Advertorial
Intisari-online.com -Planet bumi sudah mencapai kondisi kritis dan diperlukan perjuangan ekstra untuk memperbaikinya.
Beberapa pendapat mengatakan, jika bumi sudah tidak dapat ditinggali, mungkin umat manusia perlu pindah ke planet tetangga untuk mendapatkan hidup lebih baik.
Terlebih, Mars, planet tetangga, dahulunya adalah planet indah penuh dengan danau, sungai dan lautan.
Namun saat ini Mars sudah berwarna merah, mati dan sepertinya tidak ramah huni.
Namun mengapa Mars menjadi planet yang seperti itu?
Penelitian NASA terbaru menunjukkan bukti jika di Mars juga ada kejadian aurora mirip seperti yang selalu ada di daerah kutub.
Namun, aurora di Mars terjadi di siang hari dan mengeluarkan radiasi UV, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Namun, kapal luar angkasa NASA bernama MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile Evolution) yang mengorbit MArs dengan peralatan bernama Imaging UltraViolet Spectrograph (IUVS) mampu mendeteksi aurora Mars.
Dari situ, diketahui jika aurora muncul dari gas hidrogen dari air Mars yang lepas ke angkasa.
Proses ini terjadi sangat lambat dan sangat lama.
NASA yakin, memahami aurora Mars akan memunculkan penjelasan mengenai hilangnya air dari Mars dan menjadikannya tidak ramah huni.
Dilansir dari metro.co.uk, Andrea Hughes, penulis penelitian ini, dan juga peneliti dari jurusan Aeronautikal Universitas Daytona, mengatakan "mungkin suatu hari, jika bepergian antar planet menjadi hal biasa, penjelajah yang tiba di Mars saat musim panas akan mampu mengobservasi aurora proton Mars menggunakan kacamata sensitif terhadap cahaya UV."
Baca Juga: Vidi Aldiano Idap Kanker Ginjal: 5 Gejala Kanker Ginjal, Salah Satunya Sakit Punggung
Para penjelajah nanti akan melihat langsung tahap akhir Mars kehilangan airnya ke angkasa.
Dari itu, akan dapat diketahui apakah Mars pernah ditinggali seperti bumi atau memang dunia tidak ramah huni.
Pencarian tanda kehidupan di Mars memang salah satu pertanyaan penting bagi para ilmuwan, sehingga berita tentang organisme di Mars akan selalu menjadi perhatian.
Bulan November lalu, entomologi dari Universitas Ohio membuat berita jika terdapat serangga alien hidup di Mars.
Namun, hasil penelitian tersebut dinyatakan palsu dan akhirnya pihak universitas menarik berita tersebut.
Dijeaskan dari phys.org, fenomena berbeda akan menghasilkan jenis aurora yang berbda.
Namun, aurora di Mars dan di bumi ada karena aktivitas matahari, entah itu ledakan partikel, erupsi gas atau pelepasan gas elektrik yang lepas ke luar angkasa jutaan km per jamnya.
Aurora yang ditemukan ini merupakan aurora proton yang terbentuk ketika atom hidrogen terlepas dari ikatan elektron mereka karena panas dan berinterakssi dengan atmosfer atas Mars.
Proton tersebut kemudian menjadi atom netral dengan mencuri elektron dari atom hidrogen di lapisan luar korona Mars.
Dengan jumlah yang besar, energi tersebut kemudian teremisi menjadi radiasi UV.
Penemuan ini mengejutkan tim MAVEN karena awalnya dikira jika hal tersebut merupakan hal yang tidak biasa.
Namun setelah mempelajari lagi, diketahui jika aurora proton terjadi lebih sering di siang hari daripada perkiraan mereka.
Kehilangan air ini juga ditengarai dari ketika musim panas di Mars, planet berada di jarak paling dekat dengan matahari di orbitnya.
Saat itu, badai debu dapat terjadi, menyebabkan evaporasi air besar-besaran di atmosfer.