Advertorial
Intisari-online.com -Pernahkah Anda merasa suhu di perkotaan semakin meningkat?
Ternyata itu bukan perasaan Anda saja, memang ada penjelasan ilmiah dan bukti terkait tentang itu.
Dengan melonjaknya populasi perkotaan di seluruh dunia, kota mulai kesulitan menjaga penghuninya bebas dari risiko panas yang meningkat.
Panas ini berkaitan dengan perubahan iklim yang sudah terjadi dan semakin parah seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Ketika Terpidana Mati Jadi ‘Pahlawan’ yang Bantu Bekuk Pelaku Teror London Bridge
Ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat pun sudah memperingatkan di pekan ini.
Mereka menambahkan suhu udara yang panas sudah menjadi penyebab utama kematian akibat cuaca ekstrem di negara-negara termasuk Amerika.
Masalah itu sangat parah di kota-kota, di mana suhu ekstrem naik jauh lebih cepat daripada rata-rata global.
Bahkan kini suhu udara di daerah-daerah yang padat penduduk, seperti kota-kota di Asia, empat kali lebih panas daripada suhu rata-rata global, demikian laporan jurnal Lancet tentang ancaman kesehatan akibat perubahan iklim pekan ini.
Baca Juga: Lindungi Jantung Hingga Cegah Kanker, Ini 5 Manfaat Hebat Duku
"Ini masalah di seluruh dunia - di kota-kota di Amerika Utara, Eropa, Asia, Afrika," ujar Joy Shumake-Guillemot, ketua tim gabungan iklim dan kesehatan di Swiss untuk Organisasi Kesehatan Sedunia dan Organisasi Meteorologi Sedunia dilansir dari nationalgeographic.grid.id
Dalam beberapa dekade ke depan, pemanasan suhu udara di kota "akan menempatkan populasi pada posisi di mana mereka terpapar suhu yang tidak sesuai dengan kondisi mereka, kota tidak dibangun dan sistem sosial benar-benar tidak siap untuk menghadapi," katanya kepada Yayasan Thomson Reuters.
Di Indonesia sendiri beberapa minggu yang lalu masih terasa sangat panas terutama di kota-kota besar.
Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menyebut kulminasi menyumbang andil pada panasnya cuaca yang terjadi, namun bukan menjadi faktor utama.
Kulminasi adalah fenomena "hari tanpa bayangan" akibat matahari berada di atas wilayah Indonesia.
“Kulminasi juga berkontribusi terhadap tingginya suhu udara tersebut, tapi bukan faktor tunggal,” kata Indra dilansir dari Kompas.com, Rabu (11/9/2019).
Ia menjelaskan, faktor utama yang menyebabkan panas ini terjadi adalah Indonesia yang saat ini masih berada di puncak musim kemarau.
“Suhu panas yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia sekarang karena intensitas matahari yang cukup kuat, karena saat ini adalah musim kemarau, bahkan puncaknya di sebagian wilayah Indonesia,” jelasnya.
Hal ini akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan, namun panas yang disebabkan oleh kulminasi akan mengalami penurunan secara perlahan, seiring dengan bergesernya posisi matahari.
“Jadi secara umum dapat kita katakan, bahwa kondisi suhu panas yang diperkuat oleh fenomena kulminasi dalam beberapa hari ke depan akan berkurang,” sebut Indra.
Akan tetapi, suhu panas yang diakibatkan oleh musim kemarau baru akan mereda ketika musim penghujan tiba. “Tetapi suhu hangat karena faktor kemarau akan berkurang saat mulai turun hujan,” sebutnya. (Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini pernah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul Perubahan Iklim, Cuaca di Perkotaan Semakin Panasdan di Kompas.com dengan judul Suhu di Beberapa Kota di Indonesia Meningkat, Apa Kata BMKG?