Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang priaberusia 48 tahun asal India ini memiliki kebiasaan aneh dengan makan tanah dan lumpur setiap harinya.
Mengutip dari Bastille Post pada Minggu (24/11/19) Nukala Koteshwara Rao (48) tinggal di desa Kalasapadi Andra Pradesh, India, terkenal karena kebiasaanya.
Dia hidup dengan mengganti beras dengan tanah untuk bahan makannya setiap hari.
Menurut pengakuannya, dia makan tanah dan lumpur sudah 20 tahun, dan mengatakan makan malamnya ini adalah dengan "bumi".
Baca Juga: Punya Tubuh Balita dengan Tinggi 74 cm, Anda Mungkin Tercengang Mengetahui Usia Sebenarnya Pria Ini
Setiap harinya, Nukala makan 1 kilogram tanah.
Saat ditanya mengenai kebiasaan anehnya tersebut, Nukala hanya tertawa dan berkata bahwa dia tidak memiliki masalah dengan kebiasaanya.
Sebagai gantinya dia merasa tidak pernah sakit selama makan lumpur dan tanah dalam beberapa tahun ini.
Untuk stoknya, dia sampai menimbun tanah sampai menggunung di depan rumahnya dan bisa memakannnya kapan saja.
Dia menghadap kamera sambil mengambil segengam tanah dan mulai menaburkannya ke dalam mulutnya.
Nukala kemudian mengunyahnya perlahan dan menelan tanah itu kemudian minum air untuk mendorongnya masuk ke dalam perutnya.
Meski tergolong aneh, sebenarnya kebiasaan makan tanah ini bukan hal baru.
Praktik semacam ini disebut geophagy, misalnya di Kamerun anak-anak sudah makan tanah dan makanan itu disebut dengan kaolin.
Baca Juga: Mau Tahu Cara Cepat Menerka Kepribadian Seseorang? Cukup Lihat Bentuk Bibirnya, Lho
Bahkan, kaolin di Kamerun menjadi makanan sehari-hari.
"Tidak susah mencari kaolin karena bisa ditemukan di hampir semua pasar di Kamerun. Sekedar Anda tahu, kaolin dibuat dari tanah," lapor BBC.
Lantas apakah makan tanah adalah cara yang baik?
Kenyataanya, ada tiga penjelasan yang diajukan kenapa orang makan tanah.
Baca Juga: Cobalah Minum Air Lemon Hangat di Pagi Saat Perut Kosong, Tubuh Akan Alami 7 Perubahan Ini
Tidak semua tanah sama, namun ada kelompok tanah seperti tanah liat mineral yang populer karena bisa mengikat lem.
Hal itu konon bisa mengurangi dan memblokir racun maupun bakteri di dalam sistem pencernaan.
Penelitian pada tikus dan pengamatan pada monyet memperlihatkan bahwa hewan mungkin juga mencari 'nonpangan' untuk keracunan karena menelan sesuatu.
Dan beberapa praktik dalam membuat makanan tradisional melibatkan campuran pangan dengan tanah liat sebagai penawar racun maupun untuk membuatnya gurih.
Baca Juga: Cobalah Minum Air Lemon Hangat di Pagi Saat Perut Kosong, Tubuh Akan Alami 7 Perubahan Ini