Advertorial

Kasus Pilot Diduga Pingsan Saat Penerbangan: Ini yang Mungkin Dilakukan Jika Seorang Pilot Pingsan dalam Penerbangan

Mentari DP

Editor

Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6548 mendarat darurat diduga karena sang pilot pingsan di dalam pesawat.
Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6548 mendarat darurat diduga karena sang pilot pingsan di dalam pesawat.

Intisari-Online.com – Dilansir dari kompas.com pada Senin (18/11/2019), pesawat Batik Air seri A-320 dengan nomor penerbangan ID-6548, rute Cengkareng-Kupang, mendarat darurat.

Dilaporkan pesawat ini di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (17/11/2019) siang.

Diduga pesawat mendarat darurat karena sang pilot pingsan di dalam pesawat.

Pilot tersebut bernama Djarot Harnanto.

Baca Juga: Organ Hati Kembar Siam Ardi dan Ardan Berhasil Dipisahkan: Ini 5 Kisah Kembar Siam Paling Dikenang di Dunia, Ada dari Indonesia Juga

Beruntung pesawat berhasil mendarat dengan baik di bandara. Kemudian pilot tersebut dievakuasi oleh tim medis.

General Manajer Lion Air Grup Kupang, Rinus Zebua, membantah soal kesehatan pilot.

"Dari pesawat landing hingga saat ini, pilot dalam keadaan sadar," ujar Rinuskepada Kompas.com, Minggu (17/11/2019).

Kini, pilit masih dirawat di rumah sakit.

Kasus pilot pingsan beberapa kali terjadi. Lalu apa yang terjadi di dalam kokpit?

Pertama Anda harus tahu bahwa pesawat dikendarai oleh pilot dan seorang pilot akan selalu didampingi oleh co-pilot.

Pilot bertugas memegang kendali selama penerbangan. Sementara co-pilot adalah wakil pilot.

Jika salah satu di keduanya tidak ada, maka ini akan berakibat pada keselamatan penerbangan.

Tugas utama seorang co-pilot adalah menemapi pilot dalam tugas.

Di saat pilot sedang menerbangkan pesawat, co-pilot bertugas memantau jalannya mesin dan membantu dalam hal navigasi.

Baca Juga: BERITA POPULAR: Raja Judi Asal Indonesia yang Menang Rp28 Miliar hingga Asteroid Berkekuatan 15 Kali Bom Hiroshima Akan Hantam Bumi pada 2022

Co-pilot bukanlah asisten dan tidak harus berpankat di bawah pilot. Bisa saja keduanya sama-sama berpangkat Captain atau empat.

Tujuannya ketika seorang pilotmenerbangkan pesawat, maka dia membutuhkan seseorang yang juga harus sama ahlinya dengan dirinya dalam hal menerbangkan pesawat.

Bagaimana jika seorang pilot pingsan?

Tentu saja co-pilot yang akan mengambil alih penerbangan.

Bagaimana jika penumpang yang mengambil alih?

Dilansir dari forbes.com, skenario ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Karena ada dua pilot di pesawat penumpang komersial.

Jika salah satu pilot pingsan, yang lain akan mengambil kendali. Dia akan memanggil awak kabin untuk meminta bantuan untuk merawat pilot yang pingsan.

Selain itu, dia harus melaporkan keadaan darurat ke ATC (Air Traffic Control).

Jika pun ada kasus di mana bukan pilot atau co-pilot yang mengambil alih penerbangan, maka biasanya orang tersebut sudah ahli atau mengerti.

Sebab, hal tersebut tidak mudah.

Catatan lain, umumnya pesawat komersil di era sekarang mungkin memiliki autopilot canggih yang dapat menangani masalah penerbangan ini.

Baca Juga: Tunangan Jessica Iskandar Jalani Cangkok Kulit: Begini Prosedur Cangkok Kulit dan Kisah Pasien yang Selamat Berkat Cangkok Kulit

Pilot dan co-pilot tidak akan makan bersamaan

Pingsan seorang pilot atau co-pilot mungkin tidak bisa kita cegah. Tapi hal lain bisa dicegah.

Contoh, sesuai aturan, pilot dan co-pilot tidak akan makan makanan yang sama saat berada di tempat kerja alias sedang menerbangkan pesawat.

Alasannya masuk akal.

Jika makanannya salah dan menyebabkan keracunan, maka co-pilot yang makan makanan berbeda seharusnya tidak ikut keracunan dan tetap bisa mengambil alih menerbangkan pesawat.

Selain itu kebanyakan pilot menghindari makanan-makanan tertentu yang bisa menimbulkan risiko sakit perut, seperti ikan mentah atau sambal, sebelum dan selama jam kerja karena alasan yang sama.

Ini bukan aturan yang diturunkan oleh Federal Aviation Administration (FAA), meskipun kebanyakan perusahaan penerbangan menerapkan peraturan mereka sendiri mengenai hal ini.

Kasus ini pernah terjadi. Pada tahun 1982, sebuah penerbangan dari Boston ke Lisbon berbalik saat 12 awak pesawat, termasuk pilot, co-pilot, dan teknisi penerbangan, jatuh sakit setelah makan puding berbahan tapioka yang mengandung racun.

Selain itu, dua pilot di Inggris mendapat keracunan makanan pada tahun 2010 saat bertugas.

Beruntung, kejadian seperti ini cukup langka.

Selain alasan keamanan, masakan untuk pilot dan co-pilot juga berjenjang.

Kapten pilot biasanya makan makanan dari kelas satu, sementara co-pilot menerima makanan kelas bisnis, kata Kapten Han Hee-seong dari China Eastern Airlines kepada CNN.

(Sigiranus Marutho Bere / Kahfi Dirga Cahya)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul Pilot Diduga Pingsan, Pesawat Mendarat Darurat di Kupang” dan "Kenapa Pilot dan Co-Pilot Tidak Makan Makanan yang Sama?")

Baca Juga: Teror Tawon Ndas di Klaten, 9 Korban Tewas dan 236 Sarang Dimusnahkan: Ini Alasan Tawon Ndas Bisa Sebabkan Kematian

Artikel Terkait