Advertorial
Intisari-onine.com -Ketika sebuah rumah sudah tidak lagi dihuni, sudah tentu tidak ada lagi aktivitas yang terjadi dari rumah tersebut.
Namun, sebuah rumah di Burundi, menunjukkan aktivitas tak lazim dan bisa dikatakan malah mengerikan.
Melansir dariDailymailpada Selasa (6/12/2018), rumah itu diketahui menunjukkan ada aliran darah yang keluar dari dalamnya.
Menurut keterangan dari Pemerintah Burundi, rumah itu disita sebagai pusat penahanan rahasia di mana ada peristiwa kelam yang terjadi di masa lalu.
Mantan penjaga dinas rahasia, serta seorang pria yang ditahan di sana pada tahun 2016, pada 2018 memberikan keterangan mengenai rumah inipadaBBC Afrika Eye.
Mereka mengatakan bahwa banyak orang yang telah tewas di lokasi tersebut, di mana video tersebut di filmkan secara luas pada Desember 2016 silam.
Sejak itu, ada beberapa klaim bahwa properti yang terletak di jalan di lingkungan Kinindo Bujumbura tersebut sedang digunakan oleh dinas rahasia.
Rumah itu ditinggalkan oleh pemiliknya pada tahun 2015, dan 'direklamasi' oleh pemerintah segera setelahnya.
Seorang pria bernama 'Pierre' mengatakan kepadaBBC Afrika Eyebahwa dia telah ditawan di rumah itu oleh agen dinas rahasia pemerintah.
Merekakemudianmenginterogasi dan menyiksanya pada bulan Desember 2016.
Dari kamarnya yang disewa di situ, dia mengaku telah mendengar tahanan lain mencoba melarikan diri dan penjaga memerintahkan agar mereka ditangkap.
"Ketika mereka akhirnya menangkap orang-orang itu, saya bisa mendengar mereka (para tahanan) berteriak dengan cara yang menunjukkan bahwa mereka dibunuh atau disiksa secara luar biasa," katanya.
"Mereka tidak kembali ke rumah setelah saya pikir mereka dibunuh," tambahnya.
Seorang lelaki, yang hanya disebutkan namanya sebagai Nathan, juga mengatakan kepada BBC.
Dia mengatakan bahwa dia telah bekerja sebagai penjaga di properti itu, pada bulan Desember 2016, dan menyaksikan eksekusi tiga orang.
Dia mengklaim seorang pria terbunuh di kebun ketika mencoba melarikan diri, dan dua lainnya dipenggal di sebuah ruangan.
Burundi telah terkunci dalam krisis sejak Presiden Pierre Nkurunziza mengumumkan dia akan mencari masa jabatan ketiga yang kontroversial di kantor pada April 2015.
Hal itu telah memicu kerusuhan sipil yang telah menyebabkan 1.200 orang tewas dan lebih dari 400.000 orang mengungsi.
Penyelidik PBB memperingatkan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran hak asasi serius lainnya terus berlanjut di Burundi.
Dalam laporan pertamanya tahun lalu, Komisi Penyelidikan PBB tentang Burundi mengatakan, alasan masuk akal untuk percaya bahwa pemerintah melakukan kejahatan kemanusiaan.
Mereka mengatakan bahwa kejahatan tersebut masih berlangsung, dengan eksekusi-eksekusi singkat, penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang, penyiksaan dan kekerasan seksual. (Afif Khoirul M)