Advertorial
Intisari-Online.com -Ada berbagai ritual di seluruh dunia yang datang dari kebiasaan masyarakat sebelumnya.
Meski kedengarannya saat ini tradisi tersebut dipandang 'aneh', ada suatu tujuan dari kebiasaan tersebut pada awal penerapannya.
Misalnya saja tradisi sumbat hidung yang dilakukan oleh wanita suku Apatani yang menghuni salah satu sudut India.
Melansir The Vintage News, di tanah mereka, Dataran Tinggi Apatani, suku Apatani mencari nafkah dengan bertani dan memancing.
Baca Juga: Siapkah Anda Bila Karena Suatu Hal Mengharuskan Jadi Ayah yang Diam di Rumah dan Mengurus Anak?
Mereka mengikutikepercayaananimistik yang dikenal sebagai Donyi-Polo, di mana Donyi berarti Matahari dan Polo Bulan - kekuatan yang saling berlawanan tetapi saling melengkapi, mirip dengan yin dan yang.
Ini adalahkepercayaan umum dari suku Sino-Tibet kuno di negara bagian India Arunachal Pradesh.
Tradisi kuno ini diamati hingga tahun 1970-an ketika pemerintah mulai memberlakukan larangan sumbat hidung.
Lalu apa alasan wanita suku Apatani menyumbat hidung dan mentato wajah mereka?
Saat inihanya generasi terakhir dari wanita yang lebih tua dari suku Apatani yang memiliki sumbat hidung dan tato wajah, mereka seolah menjadi bukti praktik budaya yang tercatat.
Melansir dari The Vintage News, tindakan itu digunakan untuk membuat mereka lebih jelek dan tak menarik.
Para wanita di suku itu disebut sangat cantik dan mereka sering diculik oleh suku tetangga di masa lalu.
Untuk mencegah hal ini terjadi, para tetua desa mengusulkan agar setiap wanita memasukkan sumbat hidung dan juga memiliki tato wajah untuk membuat mereka kurang menarik bagi para penyerang.
Sehingga pada awalnya praktik ini dimulai sebagai tindakan pencegahan untuk melindungi para wanita dari penculikan, tetapi itu tumbuh menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi Apatani.
Seorang fotografer dan desainer grafis Omar Reda dari Libanon menangkap gambar dari generasi terakhir wanita Apatani dengan sumbat hidung pada 2018.
Reda mengaku sangat takjub dengan tradisi dari timur laut India tersebut.
"Tidak terkendali, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari sumbat hidung para wanita senior," komentarnya.
“Saya mengunjungi banyak suku di seluruh dunia, ini adalah pertemuan pertamaku dengan hiasan hidung seperti itu."
Reda juga terkejut mendengar cerita di balik praktik itu, bahwa ritual ini diamati untuk melindungi perempuan desa agar tidak diculik oleh anggota suku lain.
Itu sebenarnya salah satu dari banyak cerita dan dongeng yang bisa didengar orang ketika mengunjungi Apatani.
Tidak ada kisah tertulis dari kisah-kisah ini, tetapi Apatani membagikannya sebagai bagian dari tradisi sastra lisan mereka; kisah mengapa para wanita menjalani deformasi wajah adalah hal yang penting yang disimpan Apatani dalam ingatan kolektif mereka.
Selain sumbat hidung, wajah para wanita itu juga dihiasi dengan tato gelap, biasanya garis lurus mulai dari dahi dan berjalan sampai ke dagu.
Pertanyaan yang kerap muncul dari orang yang melihat tradisi sumbat hidung adalah bagaimana mereka bisa bernapas jika hidungnya disumbat?
Mirip dengan tindik telinga, jadi yang disumbat di sini bukanlah lubang hidung.
Mereka menyumbat sisi hidung sehingga para wanita suku Apatani tetap bisa bernapas dengan baik.