"Virus ini sangat merusak karena orang sekarang tidak dapat menghasilkan uang dengan memelihara babi, sementara ekonomi negara itu tertahan," katanya.
Babi yang dipelihara oleh peternakan individu lebih banyak daripada peternakan milik negara dan pertanian kolektif, yang akan membuat hampir tidak mungkin untuk menghentikan penyebaran, terutama mengingat kurangnya pengalaman Korea Utara dalam mencegah dan mengurangi epidemi pada hewan, kata Cho.
Rusia, Cina
Kurangnya kapasitas ini merupakan ancaman bagi seluruh Semenanjung Korea, tempat virus itu bisa menjadi endemik, atau secara umum ada.
Itu akan membuatnya lebih sulit untuk memberantas penyakit melalui langkah-langkah biasa seperti mengkarantina dan memusnahkan ternak yang sakit dan rentan.
Virus-virus itu juga bisa jadi kembali masuk ke negara tetangga, Cina dan Rusia.
Pada 11 Oktober lalu, Korea Selatan telah memusnahkan 154.653 babi di 94 peternakan, menurut kementerian pertanian negara itu.
Tes rutin untuk virus pada babi hutan diperkenalkan sebelum Pyongyang melaporkan wabah itu, kata Kementerian Lingkungan Hidup dalam pernyataan 9 Oktober.
Baca Juga: Sering Menentang Budaya Barat, Kira-kita Seperti Apa Model Ponsel Kim Jong Un?
KOMENTAR