Advertorial

Membunuh Dalam Senyap, Beginilah 'Pasukan Kematian' Kim Jong-Un Melakukan Eksekusi Mati pada Korbannya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Laporan oleh Kelompok Kerja Keadilan Transisi yang berbasis di Seoul mengidentifikasi 323 lokasi eksekusi.
Laporan oleh Kelompok Kerja Keadilan Transisi yang berbasis di Seoul mengidentifikasi 323 lokasi eksekusi.

Intisari-Online.com - Bukan rahasia lagi jika di Korea Utara hukuman mati acap kali dilakukan pada siapa pun yang memiliki indikasi menentang Kim Jong-Un.

Kelompok hak asasi Korea Selatan mengatakan telah mengidentifikasi ratusan situs di Korea Utara yang digunakan untuk eksekusi mati.

Bahkan praktik ini kerap dilakukan di luar proses hukum, dan meskipun memuncak pada 1990-an, Korea Utara masih menggunakan ruang publik di bawah pemerintahan Kim Jong-Un.

Kim Jong-Un memiliki regu tembak eksekutor yang disebut pasukan kematian, untuk menanamkan rasa takut pada masyarakat.

Baca Juga: Pamer Kehidupan Super Mewah, Pria Ini Berakhir Diciduk Polisi Lantaran Sumber Kekayaanya dari Uang Haram

Laporan oleh Kelompok Kerja Keadilan Transisi yang berbasis di Seoul mengidentifikasi 323 lokasi eksekusi seperti dikutip dari Daily Express.

Mereka melakukannya bahkan di tempat umum seperti pasar, lahan sekolah, dekat sungai, ladang dan bukit.

Ekseskusi sering dilakukan tanpa persidangan, di tempat di mana dakwaan diumumkan.

Bahkan terkadang hukuman dikeluarkan tanpa pembelaan pengacara terdakwa.

Baca Juga: Baru Menjabat 3 Bulan, Mantan Dandim Kendari Ikhlas Kehilangan Jabatan dan Ditahan, 'Saya Prajurit yang Setia dan Hormat Keputusan Pimpinan'

Kemudian, terdakwa akan dieksekusi dan disaksikan oleh tetangga, warga desa atau warga kota lainnya.

Sementara, dakwaan lain paling umum disebabkan karena kekerasan, kejahatan, pembunuhan, pemerkosaan dan penyerangan.

Untuk pelanggar non-kekerasan, seperti mencuri, atau memfasilitasi pembelot Korea Utara juga akan dieksekusi mati.

Laporan ini didasarkan pada wawancara dengan lebih dari 600 pembelot Korea Utara dan dibangun atas kerja kelompok yang sama pada tahun 2017.

Baca Juga: Tak Sekedar Menjaga Tradisi Kuno, Ternyata Inilah Alasan Suku Kayan Memanjangkan Lehernya dengan Cincin Leher

Organisasi non-pemerintah yang didirikan pembela hak asas manusia dari Korsel dan empat negara lainnya mengatakan penting untuk menginvestigasi pelanggaran oleh rezim.

Mekipun sedikit eksekusi publik yang diketahui, banyak pembunuhan yang dilakukan secara rahasia. Terlepas dari hukuman mati oleh pemerintah Korut.

Ketika eksekusi dilakukan, pihak berwenang menyita ponsel saksi sebagai upaya menekan penyebaran informasi di luar komunitas.

Korea Utara tidak segera menanggapi laporan baru itu, tetapi di masa lalu mereka menuduh kritik terhadap catatan hak asasi manusianya sebagai bagian dari upaya pimpinan AS untuk menodai reputasinya dan mendorong perubahan rezim.

Baca Juga: Dapat Lindungi dari Penyakit Jantung: Rendam Asam Jawa 10 Menit hingga Lunak dan Saring Jusnya!

Artikel Terkait