Advertorial
Intisari-Online.com -Mantan vokalis Banda Neira, Ananda Badudu, ditangkap oleh pihak kepolisian.
Ananda dibawa ke Polda Metro Jaya terkait kegiatan penggalangan dana untuk demonstrasi mahasiswa.
"Saya dijemput polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," tulis akun @anandabadudu, seperti dlansir INTISARI dari Kompas.com, Jumat (27/9/2019) pagi.
"Saya dijemput polda," tulisnya lagi.
Baca Juga: Tak Rela Anaknya Ikut Demo, Ibu Ini Ikut Turun ke Jalan Lalu Kirim Pesan Seperti Ini
Sebelumnya, Ananda Badudu menggalang donasi untuk aksi para mahasiswa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23-24 September 2019.
Penggalangan itu dilakukan Nanda melalui situs kitabisa.com sejak Minggu (22/9/2019).
Kegiatan penggalangan dana untuk mendukung aksi demonstrasi sebenarnya juga pernah (dan kemungkinan besar masih) dilakukan oleh para demonstran anti-pemerintah di Hong Kong.
Tidak main-main, setiap penggalangan dana dilakukan, hasilnya mampu meraih dana mencapai puluhan miliar. Ini cara yang mereka lakukan.
Baca Juga: Bernada Humor dan Sarat Sindiran, Seperti Inilah Demo Ala Milenial
Gerakan aktivis anti-pemerintah Hong Kong ternyata tidak hanya digelar dengan cara unjuk rasa turun ke jalan atau menduduki bandara.
Aktivis anti-pemerintah Hong Kong juga melakukan penggalangan dana secara online untuk membiayai kampanye melalui iklan internasional.
Dilansir SCMP, penggalangan dana online dibuka pada Senin (12/8/2019) lalu melalui forum lokal populer LIHKG, mulai pukul 10.30 pagi dan ditutup tiga jam kemudian.
Target awal penggalangan dana sebesar 7,8 juta dollar Hong Kong (sekitar Rp 14 miliar) terkumpul hanya dalam waktu satu setengah jam.
Saat penggalangan dana ditutup sekitar pukul 13.30, dengan donatur lebih dari 22.500 orang, terkumpul total 15,4 juta dollar Hong Kong atau sekitar Rp 27,9 miliar.
Langkah penggalangan dana itu dilakukan menyusul terjadinya bentrokan antara pengunjuk rasa dengan pasukan polisi anti-huru hara di stasiun kereta api pada Minggu (11/8/2019) malam.
Dalam bentrokan yang terjadi di stasiun kereta Kwai Fong, aparat keamanan dilaporkan menembakkan gas air mata, sedangkan di stasiun Tai Koo, petugas melepaskan peluru lada dari jarak dekat ke arah pengunjuk rasa.
Penggalangan dana itu merupakan yang ketiga kalinya dilakukan gerakan anti-pemerintah Hong Kong.
Dana yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk biaya pemasangan iklan di luar negeri yang diharapkan dapat memberi tekanan terhadap para pemimpin Hong Kong dan China di panggung dunia.
Dua kampanye penggalangan dana sebelumnya telah digelar pad awal Juli dan berhasil mengumpulkan hampir 10 juta dollar Hong Kong (sekitar Rp 18 miliar).
Uang yang terkumpul dalam kampanye penggalangan dana sebelumnya telah digunakan untuk memasang iklan di setidaknya 20 surat kabar utama di 13 negara selama berlangsungnya KTT G20 di Osaka, Jepang.
Para aktivis berharap dapat mempublikasikan lebih banyak iklan di lebih banyak surat kabar di dunia.
Dalam postingan di forum LIHKG, panitia dari dua kampanye penggalangan dana sebelumnya mengatakan, mereka mendesak Amerika Serikat dan Inggris untuk memberikan sanksi kepada para pejabat Hong Kong.
Selain itu juga meningkatkan kesadaran global terhadap apa yang diklaim para aktivis anti-pemerintah sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh petugas kepolisian kepada para pengunjuk rasa.
"Sejak 9 Juni, perlakuan tidak manusiawi yang dialami warga Hongkong sudah melampaui apa yang bisa diterima masyarakat beradab," tulis aktivis pro-demokrasi dalam postingan kampanye penggalangan dana itu.
"Kampanye penggalangan dana ini adalah eskalasi lain untuk mengungkapkan kepada dunia bagaimana pemerintah Hong Kong menggunakan langkah-langkah ekstrem dalam menindak pembangkang."
Baca Juga: Perhatian Buat Para Pendemo, Segera Lakukan Hal Ini Bila Terkena Efek Gas Air Mata Saat Demonstrasi!
Dalam postingan itu, aktivis anti-pemerintah juga menuduh aparat keamanan Hong Kong telah menggunakan 'senjata kimia' tanpa pandang bulu, dan menembak warga dari jarak dekat.
(Agni Vidya Perdana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Galang Dana secara Online, Aktivis Anti-Pemerintah Hong Kong Kumpulkan Rp 27 Miliar".