Advertorial

Sejarah Gas Air Mata yang Kerap Diandalkan Polisi untuk Redam Kerusuhan, Digunakan dalam Perang Tahun 1914 dan Jadi Musuh Tentara

Nieko Octavi Septiana
Ade S

Tim Redaksi

Bagaimana sejarah dan asal-usul gas air mata yang kerap jadi alat pihak kepolisian untuk mengendalikan suasana?
Bagaimana sejarah dan asal-usul gas air mata yang kerap jadi alat pihak kepolisian untuk mengendalikan suasana?

Intisari-Online.com -Ketika terjadi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat, seringkali kita pihak kepolisian mengeluarkan gas air mata.

Gas air mata yang disemburkan ke arah kerumuman massa itu kerap diandalkan untuk memukul mundur demonstran.

Memang penggunaan gas air mata yang membuat mata pedih bahkan sesak napas tersebut seakan sudah akrab di zaman sekarang.

Lalu bagaimana sejarah dan asal-usul gas air mata yang kerap jadi alat pihak kepolisian untuk mengendalikan suasana?

Baca Juga: Dua Bocah dari Kasta Rendah di India Tewas Dianiaya saat Sedang Buang Air Besar, Alasannya Sungguh Memilukan

Agustus 1914, para tentara Perancis menembakkan granat berisi gas kepada prajurit Jerman di kawasan perbatasan.

Perang yang disebut sebagai “Battle of the Frontiers” itu menjadi momen di mana gas air mata digunakan di berbagai belahan dunia.

Granat berisi gas tersebut merupakan buah karya ahli kimia Perancis.

Tujuan dibuatnya granat tersebut adalah untuk mengendalikan huru-hara, dan tujuan tersebut tidak berubah sampai saat ini.

Baca Juga: Berusia 5 tahun, Bocah Pengidap Autisme Ini Dijuluki 'Predator Seks' oleh Pihak Sekolah Karena Hal Ini

Situs berita The Atlantic mengatakan, granat berisi gas tersebut digunakan untuk membuat mundur barikade.

Gas tersebut menimbulkan beragam reaksi seperti sakit mata, masalah pernafasan, iritasi kulit, pendarahan, bahkan kebutaan.

Granat berisi gas tersebut kemudian dikenal sebagai tear gas (gas air mata), atau lachrymator.

Situs Encyclopedia Britannica mengatakan bahan utama dalam gas air mata adalah halogen sintetis, cairan yang bisa ditembakkan lewat beberapa senjata seperti granat dan spray.

Baca Juga: ‘Jangan Pernah Tinggalkan Bayi Tidur dengan Selimut’ Peringatan Sedih dari Seorang Ibu yang Anaknya Tewas Karena Selimut Bayi

Semenjak ditemukan, keberadaan gas air mata menjadi “musuh” bagi para tentara.

Hampir bisa dipastikan para tentara akan meninggalkan pimpinan dan jenderalnya saat ditembakkan gas air mata.

Adalah Amos Fries, pemimpin dari Chemical Welfare Service US Army mengembangkan teknologi agar gas air mata bisa digunakan tak hanya di medan perang.

Dia pula yang membayar pengacara dan pebisnis untuk membuat pasar komersial gas air mata dan mempublikasikannya lewat media massa.

Baca Juga: Jennifer Pan, 'Anak Emas' yang Berubah Jadi Monster Pembunuh Orangtuanya, Mengaku Muak Selalu Dituntut untuk Berprestasi

“Lebih mudah dihadapkan dengan peluru dibanding dengan gas yang tak kasat mata,” begitu katanya saat itu.

Kini, gas air mata hampir selalu digunakan oleh pihak berwenang untuk meredakan demonstrasi.

Semua itu dimulai usai Perang Dunia I berakhir.

Salah satu produsen gas air mata terbesar dan tertua adalah Lake Erie Chemical Company, yang didirikan oleh veteran Perang Dunia I bernama Kolonel Byron “Biff” Goss.

Baca Juga: Hendak Disuntik Nutrisi, Ibu Hamil Ini Malah Jalani Aborsi hingga Kehilangan Janinnya, Kasusnya 'Menggantung' karena Peraturan Ini

Sejak pertama kali dibuka pada 1930-an, Lake Erie Chemical Company menjual gas air mata pada pada beberapa negara seperti Argentina, Bolivia, dan Kuba.

Pada Perang Dunia II, penggunaan gas air mata berlanjut. Gas tersebut digunakan oleh Italia saat melawan Ethiophia.

Tentara Spanyol menggunakannya di Maroko, sementara Jepang menggunakan gas tersebut untuk melawan China.

Di Vietnam, tentara AS menembakkan gas air mata pada terowongan-terowongan Viet Cong.

Baca Juga: Hendak Disuntik Nutrisi, Ibu Hamil Ini Malah Jalani Aborsi hingga Kehilangan Janinnya, Kasusnya 'Menggantung' karena Peraturan Ini

Sebaliknya, di AS, para demonstran Vietnam juga menghadapi bertubi-tubi gas air mata.

Selama dua dekade belakangan, penjualan gas air mata bertambah pesat. Gas ini digunakan dalam demonstrasi di banyak negara, termasuk Indonesia.

Selama lebih dari 100 tahun ditemukannya gas air mata, belum ada pengganti yang dinilai efektif untuk menghalau massa.

Padahal, Amnesty International memasukkan gas air mata sebagai bagian dari barang perdagangan internasional yang membahayakan.(Sri Anindiati)

Baca Juga: Sekarat, Wanita Ini Diabaikan Suaminya Hingga Tubuhnya Dipenuhi Lalat dan Belatung, 'Saat Dipindahkan Ada Darah dan Kulitnya Tertinggal di Kursi Roda'

Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judulSejarah Gas Air Mata, Jadi Senjata Sejak Perang Dunia I

Artikel Terkait