Advertorial
Intisari-Online.com – Yuningsih tidak pernah menyangka bahwa dia bisa melahirkan bayi kembar empat.
Apalagi ibu berusia 25 tahun asal asal Desa Karangtengah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini tak pernah memiliki keturunan kembar.
Dari keluarganya ataupun dari keluarga suaminya.
Hanya saja memang, selama mengandung, perutnya lebih besar dari orang hamil pada umumnya.
Namun, tidak menyangka apabila yang dikandungnya empat janin sekaligus.
"Berat badan juga tidak naik drastis, dari tadinya 40 kilogram jadi 54 kilogram," kata Yuni seperti dilansir dari kompas.com pada Jumat (20/9/2019).
Banyak orang yang berpikir bahwa memiliki bayi kembar hanya terjadi jika pasangan memiliki silsilah kembar pada garis keturunan.
Adanya silsilah kembar pada garis keturunan akan meningkatkan kemungkinan hamil kembar.
Pada pasangan yang memiliki riwayat keturunan kembar, kemungkinan hamil kembar meningkat 2,5 kali lipat.
Namun, peningkatan kemungkinan ini hanya terjadi bila pada sisi istri (perempuan) terdapat garis keturunan kembar.
Bila suami (laki-laki) yang memiliki garis kembar, maka peluang untuk punyaanak kembartidak mengalami peningkatan dibanding peluang asalnya.
Hal ini karena kehamilan kembar terjadi akibat pembelahan sel telur yang pastinya berasal dari ibu.
Meski begitu, bukan berarti tanpa ada riwayat keluarga, maka otomatis kita tidak dapat memilikianak kembar.
Atau dengan kata lain,peluang punya anak kembartetap ada meski tak ada keturunan kembar.
Secara umum, kehamilan kembar terjadi pada satu dari 250 kehamilan.
Ada dua jenis kembar, yaitu: identik dan non-identik.
Kembar non-identik berasal dari dua sel telur berbeda (dyzygot/fraternal), sedangkan kembar identik berasal dari satu sel telur yang memisah (monozygot).
Yang kembar identik ini pun tidak terpengaruh oleh faktor keturunan.
Artinya,kehamilan kembar tanpa adanya riwayat kembardi keluarga juga sering terjadi.
Selain faktor genetis, ini 4 faktorpaling berpengaruh dalam mendapatkan bayi kembarmenurut David Davies, seorang konsultan fertilitas diPortsmouth’s Queen Alexandra Hospital.
1. Faktor gaya hidup
Wanita yang menjalani diet rendah lemak, vegetarian, dan vegans, potensi untuk melahirkan bayi kembar cenderung rendah, ketimbang wanita yang banyak mengonsumsi susu dan daging.
2. Faktor jumlah anak
Davies mengatakan bahwa wanita yang memiliki jumlah anak banyak, berpotensi memiliki anak kembar.
Sebab, aktif memungkinkan terjadinya pembuahan kembar.
“Wanita yang subur juga memiliki kesempatan besar terjadinya pembuahan kembar,” terangnya.
3. Faktor usia
Pembuahan kembar umumnya terjadi pada wanita yang mengandung di usia 30-an dan 40-an.
“Kondisi ini karena perubahan kerja ovarium seiring usia.”
“Jadi, kemungkinan melepaskan lebih dari satu sel telur yang sehat selama satu siklus, sangatlah besar,” sebutnya.
4. Faktor etnis
Menurut Davies, satu dari 60 persalinan di Eropa Timur melahirkan bayi kembar. Namun, peluang tersebut terbilang minim pada wanita dari Asia Tenggara.
Sementara itu, di Nigeria, terdapat dua kelahiran bayi kembar dari 20 atau 30 persalinan setiap bulan.
“Sebenarnya tidak ada teori pasti mengenai pengaruh etnis.”
“Sebab, pada beberapa kasus, wanita kelahiran Nigeria asli memiliki peluang kecil mengandung bayi kembar ketika mereka hidup di benua lain."
"Namun, ketika mereka di Nigeria, peluangnya lebih besar. Bisa jadi, pengaruh makanan dan iklim memiliki pengaruh signifikan,” urainya.