Advertorial
Intisari-Online.com -Kekerasan di dalam rumah tangga (KDRT), meski tentunya sangat dihindari, masih sering terjadi.
Tidak sedikit dari kekerasan yang berlangsung sampai menyebabkan salah satu pihak mengalami luka, bahkan sampai ada yang meregang nyawa.
Lebih menyedihkan, sekaligus miris, apabila kekerasan yang terjadi disaksikan oleh anak dari pasangan yang bertengkar.
Anak tersebut mungkin memang tidak mengalami kekerasan secara fisik, tapi mentalnya bisa jadi sangat terganggu dan bisa berpengaruh pada masa depannya.
Baca Juga: Catat! Kekerasan dalam Rumah Tangga Tidak Melulu Kekerasan Fisik Berupa Pukulan
Seperti yang terjadi pada awal Juli 2019 lalu, saat sebuah video berisi KDR beredar di dunia maya.
Video yang berdurasi dua menit tersebut menampilkan seorang pria asal Korea Selatan terlihat memukuli istrinya asal Vietnam secara brutal.
Parahnya, pria itu memukuli istrinya sendiri di depan anaknya yang masih kecil.
Anaknya yang masih kecil tersebut dilaporkan baru berusia 2 tahun dan dia menangis melihat ibunya dihajar habis-habisan.
Baca Juga: Bagaimana Membantu Mereka yang Mengalami Kekerasan dalam Hubungan?
Menurut World of Buzz (8/7/2019), pria berusia 36 tahun itu tinggal di Provinsi Jeolla Selatan bersama istrinya yang berusia 30 tahun.
Mereka telah berpacaran selama tiga tahun sebelumnya, tetapi istrinya telah kembali ke Vietnam saat dia hamil.
Mereka bersatu kembali bulan lalu dan telah hidup bersama sejak saat itu.
Pada tanggal 4 Juli sekitar jam 9 malam, berdasarkan rekaman video itu, pria itu menjadi marah setelah mengetahui bahwa istrinya telah memasak makanan Vietnam.
Baca Juga: Bagaimana Membantu Mereka yang Mengalami Kekerasan dalam Hubungan?
Dia mengatakan kepada istrinya bahwa dia tidak suka makanan Vietnam dan sudah mengatakan padanya berkali-kali untuk tidak membuatnya.
Berdasarkan laporan itu, dia juga marah pada istrinya karena dia tidak bisa berbahasa Korea dengan baik.
Dia mulai memukul dan menendangnya sambil meneriakkan kata-kata kasar, mengatakan bahwa dia tidak menyukainya.
Dia bahkan memukulnya dengan botol soju kosong sementara istrinya meringkuk di lantai dekat sudut dan melindungi kepadalanya dengan tangannya.
Baca Juga: Kekerasan dalam Hubungan Bisa Juga Berbentuk Kekerasan Emosional, Kenali Gejalanya
Sementara itu, anak laki-laki mereka berdiri di dekatnya dan menangis dengan keras sambil menyaksikan ayahnya memukuli ibunya dengan brutal.
LTN melaporkan bahwa pemukulan ini benar-benar berlangsung selama tiga jam, sementara wanita malang hanya bisa duduk di sana dan melindungi kepalanya dengan tangannya.
Di bagian terakhir video, pria itu akhirnya berhenti memukuli istrinya dan memintanya untuk berhenti menangis.
Dia kemudian memerintahkannya untuk menidurkan putra mereka dan pergi seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Baca Juga: Kekerasan dalam Rumah Tangga Tidak Melulu Kekerasan Fisik Berupa Pukulan
Kantor Polisi Yeongam di Provinsi Jeolla Selatan mengatakan bahwa seorang teman wanita yang dilecehkan melaporkan kasus tersebut kepada mereka pada hari Jumat (5/7/2019).
Mereka dengan cepat mengambil tindakan dan memindahkan wanita dan anak itu dari suaminya ke tempat perlindungan setempat.
Sang suami ditangkap tanpa surat perintah pada hari Sabtu (6/7/2019) karena menganiaya istrinya dan melanggar Undang-Undang Kesejahteraan Anak.
Sang istri saat ini menerima perawatan karena tulang rusuk patah di rumah sakit.
Baca Juga: 5 Cara Untuk Menghindari Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Wanita itu membutuhkan waktu sekitar empat minggu untuk pulih.
Dilaporkan bahwa pria itu telah memukuli istrinya ketika dia mabuk, tetapi ini sepertinya bukan pertama kali terjadi.
Diyakini bahwa dia telah memukulnya bulan lalu juga.
Polisi telah memperoleh surat perintah penangkapan karena keseriusan kasus ini dan ingin membahas langkah-langkah dukungan dengan agen terkait untuk ibu dan anak.
(Adrie P. Saputra/Suar.ID)
Artikel ini pernah tayang di Suar.id dengan judul "Seorang Suami Siksa istrinya 3 Jam Non Setop Sampai Tulang Rusuk Patah di Depan Anak Balitanya yang Menangis Histeris".
Baca Juga: Catat! Kekerasan dalam Rumah Tangga Tidak Melulu Kekerasan Fisik Berupa Pukulan