Advertorial
Intisari-Online.com – Siapa yang lebih sering merespons ketika bayi menangis kelaparan di malam hari? Pasti ibu bayi itu!
Wanita sepertinya terprogram untuk merespons bayi, dan ini didukung dalam penelitian pemindaian otak kecil dari Italia.
Wanita dalam penelitian tersebut yang mendengarkan suara bayi menangis kelaparan menunjukkan perubahan aktivitas di daerah otak tertentu, tetapi pria tidak menunjukkan perubahan itu.
Baca Juga: Tips Menenangkan Bayi Menangis
Penelitian ini melibatkan sembilan pria dan sembilan wanita, beberapa di antaranya adalah orangtua. Sebagian besar peserta berusia 30-an.
Para peneliti di Universitas Trento meminta peserta untuk membiarkan pikiran mereka berkeliaran, dan kemudian memutar rekaman sekitar 15 menit tanpa suara, terganggu dengan periode hening, dan suara bayi menangis karena kelaparan.
Pada otak wanita, ada penurunan aktivitas di dua area yang diketahui aktif selama pikiran berkeliaran, daerah medial prefrontal dorsal dan cingulate posterior.
Sebaliknya, daerah tersebut dalam otak pria tetap aktif ketika mereka mendengar tangisan bayi, demikian menurut penelitian seperti dilansir dari LiveScience.
Penelitian ini menunjukan bahwa wanita terganggu pikiran berkeliarannya ketika terganggu suara tangisan bayi, sedangkan pria melanjutkan tanpa gangguan.
Pola otak tidak berbeda antara orangtua dan bukan orangtua dalam penelitian, kata para peneliti.
Baca Juga: Dokter Ini Punya Trik Jitu Menghentikan Bayi Menangis dalam Satu Detik
Ini menunjukkan bahwa wanita mungkin cenderung merawat bayi selain mereka sendiri, kata para peneliti, meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk melihat apakah ide ini diterima.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita lebih cenderung mengatakan bahwa mendengar tangisan bayi daripada pria, menimbulkan perasaan simpati dan pengasuhan, sementara pria lebih cenderung mengatakan bahwa menangis menimbulkan kemarahan.
Aktivitas lain menunjukkan bahwa ibu yang menderita depresi postpartum telah meredam pola aktivitas otak ketika mereka mendengar bayi mereka menangis, dibandingkan dengan wanita yang tidak tertekan.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Neuroreport edisi Februari.