Advertorial
Intisari-Online.com - Sebuah tim ilmuwan Amerika dan Spanyol pindah ke China untuk melompati undang-undang Eropa.
Dilansir dari Ancient Origins, Jumat (2/8/2019), mereka kemudian telah menciptakan embrio manusia-monyet pertama di dunia.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membiakkan hewan kontroversial itu untuk program organ manusia.
Sebenarnya catatan tentang 'pengujian hewan' sudah muncul pada abad ke-4 dan ke-3 SM dalam tulisan-tulisan orang Yunani dan Galen kuno.
Yakni seorang seorang tabib Romawi abad ke-2 yang membedah babi dan kambing, dan dengan demikian dikenal sebagai "Bapak Pembedahan."
Kemudian, di Spanyol Moor abad ke-12, dokter, ahli bedah, dan penyair Arab Ibnu Zuhr (Latin: Avenzoar) mempraktikkan diseksi dan prosedur bedah pada hewan sebelum menerapkannya pada pasien manusia.
Penciptaan Hibrida Hewan-Manusia
Sekali lagi, di Spanyol, para peneliti dari Universitas Katolik Murcia (UCAM) dan Institut Salk untuk Studi Biologi (SIBS) di AS mengembangkan embrio kera yang dimodifikasi secara genetik” dan berhasil membuat embrio manusia-monyet.
Jika dibiarkan berkembang secara 'alami', embrio akan dengan cepat tumbuh menjadi monyet dengan sel manusia.
Tetapi mengikuti 'standar etika,' makhluk itu akan ditarik lagi pengembangannya sebelum embrio mulai mengembangkan sistem saraf pusat.
Yang mendukung dan menentang
Para pendukung pengujian hewan sering mengatakan bahwa penelitian tentang hewan hidup telah dipraktikkan sejak setidaknya 500 SM.
Bahkan, dari penelitian itu dapat memberi perawatan yan gmenyembuhkan kepada manusia.
Sementara mereka yang menentang mengatakan bahwa praktik ini tidak manusiawi dan kejam memperlakukan hewan sedemikian rupa.
Kapan tepatnya manusia menciptakan manusia-hewan hibrida?
Pada tahun 2017 tim yang sama yang sekarang telah menghasilkan embrio manusia-monyet dan berusaha membuat chimera manusia dan babi.
Baca Juga: Spesies Baru Ikan Lele Ditemukan di Sungai Mahakam, Peneliti: 'Ikan Ini Bukanlah Ikan Purba'
Bahkan saat percobaan itu gagal, mereka kemudian berhasil menciptakan chimera hibrida antara tikus dan tikus.
Memang eksperimen seperti ini ditujukan sebagai terobosan ilmu pengetahuan untuk dapat dimanfaatkan ilmu kedokteran bagi penyembuhan manusia.
Namun bukan berarti para peneliti tidak ngeri, jika salah-salah hewan itu jadi memiliki kesadaran layaknya manusia.
Dr. Munoz sendiri mengatakan kepada National Post pada bulan Juli bahwa "prospek memanusiakan otak hewan mengganggunya."
Dia menyimpulkan "bagi kita untuk mulai memanipulasi fungsi kehidupan dengan cara seperti ini tanpa sepenuhnya tahu bagaimana mematikannya, atau hentikan jika terjadi kesalahan benar-benar membuatku takut.”