Langkah ini untuk menjaga keselamatan masyarakat dan keberlanjutan perekonomian di wilayah yang bakal menjadi Ibu Kota negara yang baru itu.
"BMKG bersama kementerian dan lembaga lain berupaya meminimalisir sekecil mungkin risiko kebencanaan di wilayah tersebut, dengan menyiapkan skenario mitigasi bencana yang tepat, terpadu, dan berkesinambungan," imbu Sadly.
BMKG juga terus memperkuat sistem monitoring gempa di seluruh wilayah Indonesia.
Di 2019, mereka akan memasang sensor gempa sebanyak 194 unit.
Lalu pada 2020, BMKG bakal memasang sensor gempa sebanyak 154 unit untuk merapatkan jaringan monitoring gempa nasional termasuk di Kalimantan.
Tidak hanya itu, di 2020 BMKG juga merencanakan pembangunan 300 sarana penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini tsunami Warning Receiver System (WRS) di seluruh Indonesia.
Ini sangat penting, agar informasi dan peringatan dini bisa segera ditindaklanjuti pemerintah daerah dalam upaya menyelamatkan masyarakat berisiko.
Meski demikian, Sadly, mengatakan, sebenarnya gempa tidak membunuh dan melukai.
Baca Juga: Video Detik-detik Kepanikan Warga Ketika Gempa Banten, Teriakan Allahuakbar Hingga Truk Tumbang
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR