Advertorial

Biduan Garut dalam Video 'Vina Garut' Negatif HIV Meski Pasangannya Positif, Bagaimana Hal Ini Bisa Terjadi?

Tatik Ariyani

Editor

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana mungkin berhubungan badan dengan HIV positif tidak membuat biduan itu tertular HIV?
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana mungkin berhubungan badan dengan HIV positif tidak membuat biduan itu tertular HIV?

Intisari-Online.com - Setelah para pelaku video panas 'Vina Garut', tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut telah mengambil sampel darah mereka dan hasilnya cukup mengejutkan.

Dilansir dari Tribunnews.com pada Rabu (21/8/2019), polisi memastikan tersangka AK alias Rayya positif menderita HIV.

Selain positif HIV, Rayya juga diketahui terkena penyakit stroke.

Sementara Vina dan satu pelaku lainnya, Willy, negatif HIV.

Baca Juga: Seorang Pria dalam Video ‘Vina Garut’ Positif HIV, Ini Gejala Seorang Pria Terjangkit HIV, Salah Satunya Terlihat di Mulut dan Hidung

"Iya betul sudah positif. Untuk dua pelaku lain negatif (Vina dan Willy)," ujar Maradona saat dihubungi pada Selasa (20/8/2019).

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana mungkin berhubungan badan dengan HIV positif tidak membuat biduan itu tertular HIV?

Padahal, diketahui bahwa hubungan badan yang dilakukan secara bergantian dapat menularkan penyakit tersebut dengan mudah.

Hasil tes 'negatif HIV' bisa jadi pelaku menggunakan alat pengaman saat berhubungan badan.

Baca Juga: Bengis dan Ganasnya Agen Mossad dengan Regu Pembunuhnya Setelah Pembantaian Atlet Israel di Olimpiade Munich 1972

Hubungan badan yang terlindungi merupakan cara sangat baik untuk melindungi pasangan jika salah satunya terinfeksi HIV.

Kemungkinan lain, seseorang dengan HIV positif memiliki viral load yang tidak terdeteksi, yang artinya dia menjalani perawatan dan virus HIV tersebut tidak bisa ditemukan dalam darahnya, seperti dikutip dari Kompas.com.

Orang dengan kondisi ini harus melakukan pengobatan dengan obat anti-virus (ARV) sesuai dengan diagnosisnya.

Robert Huizenga, MD, Profesir kedokteran klinis di University of California, Los Angeles mengatakan bahwa penularan virus HIV sangat jarang pada orang-orang yang memiliki viral load yang tak terdeteksi dan menggunakan kondom dengan baik.

Baca Juga: Di Malaysia, McDonald's Mengubah Namanya Jadi Mekdi, Sesuai Penulisan Harfiah untuk 'McD', Ada Apa Gerangan?

Sebuah penelitian yang dilakukan selama 6 tahun, mengikuti lebih dari 1100 pasangan di mana satu pasangan tersebut positif HIV.

Penelitian ini menemukan, pengobatan antivirus (ARV) dini bisa mengurangi risiko penularan sebesar 93 persen.

Namun, hasil 'negatif HIV' juga bisa pula bermakna, bisa saja terjadi penularan, tetapi jumlah virus yang ditularkan masih terlalu sedikit sehingga tidak terdeteksi dalam pemeriksaan.

Dalam kaitannya dengan penularan HIV, diketahui ada istilah window period (periode jendela) yaitu periode sejak penularan terjadi hingga hasil tes menunjukkan positif.

Periode jendela ini bisa bervariasi tergantung kondisi daya tahan tubuh serta faktor lainnya.

Menurut Verywellhelth, seseorang yang dinilai punya risiko terkena HIV akan disarankan untuk melakukan serangkaian tes antara lain:

Baca Juga: Sedang Tidur, Gadis Ini Terbangun dan Melihat Tubuhnya Ditimpa Pria yang Membawa Parang

- Seketika saat terjadi paparan virus

- Tiga bulan setelah paparan virus

- Tiga bulan berikutnya bila tes sebelumnya memberikan hasil negatif

- Dan tes rutin tiap 6 bulan bagi orang yang aktif secara seksual

Artikel Terkait