“Banyak anak-anak putus sekolah yang memprihatinkan.
Alasan itulah yang memotivasi saya untuk mendirikan sekolah ini sebagai bentuk partisipasi dalam mengatasi masalah pengangguran atau putus sekolah,” jelas Sauhi.
Sauhi sangat prihatin dengan banyaknya generasi muda putus sekolah dan tak bisa mengenyam pendidikan.
Baca Juga: Ternyata Nama 'Indonesia' Awalnya Bukan Pemberian Orang Pribumi, Inilah Kisah di Balik Nama Itu
Para generasi bangsa di wilayah kerjanya dinilai Sauhi berada dalam sebuah krisis pendidikan moral, agama yang harus bisa diatasi dengan pendidikan.
Awal didirikan, Sauhi merekrut dua guru untuk jadi tenaga pengajar.
Semula siswanya hanya empat orang saja.
Namun, siswa di sekolah itu terus bertambah hingga belasan siswa.
Sauhi tak kesulitan mendirikan sekolah.
Sepetak tanah warisan orangtuanya ia hibahkan untuk pendirian sekolah dasar yang diberi nama SD Imam Buhori.
Sekolah ini baru memiliki tiga ruang kelas. Infrastruktur bangunannya masih terbatas.
Namun, tidak menyurutkan niat para siswa untuk belajar.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR