Advertorial

Ternyata Nama 'Indonesia' Awalnya Bukan Pemberian Orang Pribumi, Inilah Kisah di Balik Nama Itu

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Mereka tergabung dalam wilayah konseptual dengan membawa satu kesamaan nasib, yaitu sama-sama tertindas oleh bangsa Belanda.
Mereka tergabung dalam wilayah konseptual dengan membawa satu kesamaan nasib, yaitu sama-sama tertindas oleh bangsa Belanda.

Intisari-online.com - Pernahkan Anda berpikir bagaimana Indonesia bisa mendapatkan namanya?

Mungkin sulit untuk dijelaskan, sebab nama suatu negara bukanlah hal sederhana yang bisa diperoleh dalam waktu singkat.

Kata tunggal 'Indonesia' telah menandakan jalan dan sejarah panjang yang rumit bagi bangsa ini.

Semua ini berkaitan dengan perjuangan untuk kemerdekaan, identitas nasional, dan politik yang meyatukan berbagai ras dari seluruh wilayah dalam satu identitas bernama 'Indonesia'.

Baca Juga: Sendirian di Kontrakan, Mahasiswi Ini Ceritakan Kisahnya Dikerjai Makhluk Halus, Pintu Kamar Diketuk-ketuk Sampai Subuh

Sebelum membahas bagaimana Indonesia memperoleh namanya, jauh sebelum merdeka, banyak negara di dunia memanggil Indonesia dengan sebutan berbeda-beda.

Orang-orang Cina misalnya, mereka menyebut Indonesia dengan sebutan Nan-hai, yang berarti kepulauan Laut Selatan.

Lalu, orang-orang dari India menyebutnya Dwipantara, sementara orang-orang Arab menyebutnya Jaza'ir al-Jawi, atau kepulauan Jawa.

Nama-nama tersebut merujuk pada suatu wilayah dengan kepulauan yang terbentang jauh nan luas.

Baca Juga: Kisah Lengkap Gajah Tikiiri, Tubuhnya Kering Kerontang hingga Hampir Mati, Ternyata Beginilah Kondisinya

Lain pula dengan Eropa, mereka punya cara pandang sendiri dalam menyebut Indonesia.

Sebagai sebuah tanah yang eksotis dan membentuk satu etinitas, mereka menyebutnya 'Hindia', atau terkadang disebut dengan 'Hindia Timur'.

Seiring perkembangan zaman, studi tentang budaya dan etnis pribumi di tanah tersebut, telah memunculkan persepsi baru.

Pencarian nama negara, dari sebuah kepulauan yang terbentang luas adalah upaya ilmiah yang mulai digagas.

Baca Juga: Jual Istrinya yang Hamil 4 Bulan untuk Layanan 'Threesome', Beginilah Pengakuan Sang Suami

Para sarjana Eropa, telah mengajukan nama-nama yang berbeda di surat-surat peneliitian mereka.

Sebagian besar nama yang diberikan berkisar pada gagasan 'Hindia' dan 'pulau' dalam bahasa atau kata-kata yang berbeda.

Setelah bolak-balik memberi nama berbeda, George Samuel Windsor Earl, seorang etnolog Inggris, yang pertama kali menciptakan istilah 'Indunesia' ia memperkenalkannya ke dalam wacana ilmiah pada tahun 1850.

'Indus' berasal dari 'Hindia' sementara 'nesia' adalah bahasa Yunani untuk 'pulau' (nesos).

Baca Juga: Viral Akar Bajakah Obat Kanker Payudara, Padahal Bukan Obat, Malah Ada yang Beracun

Kemudian, James Richardson Logan, seorang sarjana Skotlandia, menggantikan 'u' di 'Indunesia' dengan 'o', dan jadilah nama 'Indonesia'.

Sejak saat itu nama Indonesia mulai akrab dikenal banyak orang, meskipun pada saat itu, Indonesia masih terbagi dalam beberapa kerajaan dan etnis yang berbeda.

Meskipun waktu itu nama Indonesia telah lama berkembang, Belanda menolak nama tersebut, selama era kolonial, mereka bersikeras menyebutnya 'Hindia Belanda.'

Namun, selama gerakan kemerdekaan pada awal 1920-an, nama Indonesia mulai digaungkan kembali oleh orang-orang pribumi.

Baca Juga: Diminta Bacakan Teks Proklamasi oleh Soekarno, Tan Malaka Malah Menolak dengan Jawaban yang Sangat 'Negarawan'

Para cendikiawan Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi, mengusulkan untuk merangkul nama 'Indonesia' untuk menggantikan label yang diberikan Belanda pada tanah air mereka.

Hal itu semata-mata untuk menyatukan ratusan kelompok etnis pribumi, dengan sistem dan otoritas sosial mereka sendiri.

Satu nama untuk mendefinisikan identitas dari seluruh wilayah dan lokalitas yang berbeda.

Hingga akhirnya para pemuda dari berbagai pulau dan kota mulai mendeklarasikan diri mereka sebagai pejuang kemerdekaan 'Indonesia'.

Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Yuk Rayakan HUT Republik Indonesia, Ini Dia Daftar Label yang Ikut Meriahkan Hari Belanja Diskon Indonesia

Mereka tergabung dalam wilayah konseptual dengan membawa satu kesamaan nasib, yaitu sama-sama tertindas oleh bangsa Belanda.

Hingga akhirnya setelah berhasil memperoleh kemerpdekaan pada 17 Agustus 1945.

Semua wilayah ini mulai terlepas dari perbedaan budaya dan etnis mereka, orang-orang pribumi mulai bersatu dalam etinitas dan mengakui diri mereka sebagai Bangsa Indonesia.

*Artikel khusus Edisi 17 Agustus pernah tayang di Intisari Online

Artikel Terkait