Dari kesaksiannya, ia pernah melihat banyak mayat bergelimpangan dan anak-anak hidup tanpa orangtuanya.
"Background saya tentara. Saya membantu melindungi dan mengirimkan pasokan makanan ke mereka. Itu tanggung jawab tentara PBB," kenangnya.
Namun menginjak usia 25 tahun, ia memutuskan keluar menjadi tentara dan kembali meneruskan pendidikan.
"Sampai akhirnya di Kanada saya bisnis. Tapi sangat lelah, akhirnya keliling berbagai negara dan akhirnya berlabuh ke sini," tambahnya.
Tak suka jeroan dan makanan berminyak
Selepas membantu warga potong daging kurban, Martin Pistagnesi mendapatkan jatah satu kilogram daging sapi dan satu kilogram daging kambing.
Namun, ia mengaku tak suka menyantap jeroan yang turut diberikan di dalam bungkusan itu.
"Tapi jeroan saya enggak makan, enggak suka," ujarnya seraya tertawa.
Rencananya, daging pemberian warga bakal ia sate atau dibuat barbeque.
Selain itu, ia termasuk pemilih untuk soal makanan.
Sebab, sebagian besar makanan di Indonesia berminyak.
"Kalau mau sehat dipanggang atau direbus. Saya udah mual dengan banyak makan makanan berminyak di sini," ucapnya.
Saat penyembelihan hewan kurban, Martin Pistagnesi sempat diajak untuk menyaksikannya.
Tapi, ia menolak ajakan pihak panitia.
"Di Somalia saya melihat lebih parah ketimbang hanya sapi yang dipotong."
"Saya memang enggak mau melihat, karena saya enggak nyaman saja," tandasnya. (Satrio Sarwo)
Baca Juga: Ternyata, Duduk Jongkok Ala Orang Indonesia Sulit Dilakukan Orang Bule
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Viral Bule Kanada Martin Pistagnesi Ikut Potong Daging Kurban, Mantan Tentara PBB di Afganistan
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR