Advertorial

3 Muridnya Berhasil Temukan Obat Kanker, Namun Guru Ini Malah Khawatir, Ini Alasannya

Mentari DP

Editor

Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani, siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah berhasil menemukan obat penyembuh kanker.
Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani, siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah berhasil menemukan obat penyembuh kanker.

Intisari-Online.com – Baru-baru ini berbedar kabar bahwa tiga siswa SMA berhasil menemukan obat penyembuh kanker.

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (13/8/2019), ketiga siswa SMA tersebut berasal dari SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Ketiganya yang bernama Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani.

Mereka berhasil meraih juara dunia di Seoul, Korea Selatan atas temuan obat penyembuh kanker dengan bahan baku alami berupa batang pohon tunggal atau dalam bahasa dayak disebut dengan bajakah.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual di Bintaro: Tak Melulu Fisik, Siulan Juga Termasuk Jenis Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan

Tanaman ini diperoleh di hutan Kalimantan Tengah.

Hanya saja, di balik penemuan dan prestasi itu, terdapat kekhawatiran pihak guru pembimbing siswa, yakni akan banyak orang memburu pohon itu sehingga bisa merusak hutan di Kalimantan Tengah.

Saat awal menerima informasi bahwa ada siswa dari salah satu SMA negeri di Palangkaraya yang berhasil menjuarai dan meraih medali emas atas karya ilmiah menemukan obat kanker dari pohon bajakah.

Kompas.com langsung mencari informasi tambahan terkait dengan siapa siswa itu dan dari mana asal sekolahnya.

Akhirnya Kompas.com berhasil menemukan titik terang ketiga nama siswa tersebut serta asal sekolah dan nama guru pembimbing.

Baca Juga: Beginilah Penampakan Waduk Jatigede Sumedang Ketika Surut, Mirip Kota yang Hilang dan Jadi Tempat Wisata Dadakan

Ruji Alamsyah, humas SMA Negeri 2, Palangkaraya, menyambut dengan ramah dan membantu Kompas.com bertemu Helita, guru pembimbing ketiga siswa berprestasi tersebut.

Namun, rencana wawancara Helita tidak berjalan mulus.

Sempat ada penolakan dari guru pembimbing untuk diwawancarai, apalagi membuka secara utuh asal usul serta nama jelas kayu yang disebut bajakah tersebut.

Alasannya, ia tidak ingin penemuan itu justru berdampak pada kerusakan hutan di Kalimantan Tengah.

Ia khawatir akan terjadi eksploitasi alam besar-besaran terhadap hutan di Kalimantan Tengah, terutama bagi kalangan yang memiliki tujuan untuk komersial.

“Saya tidak mau kalau ini nanti justru akan menjadi masalah, khususnya dalam hal eksploitasi hutan Kalimantan Tengah,” kata Helita saat ditemui Kompas.com di SMA Negeri 2, Palangkaraya.

Setelah Kompas.com bisa meyakinkan dan memberikan penjelasan yang cukup panjang, akhirnya guru pembimbing bersedia diwawancarai serta langsung memanggil ketiga siswa hebat tersebut, dengan syarat tidak akan membuka nama dan jenis kayu tersebut.

Baca Juga: Foto Pengendara Motor Berhenti Dekat Pintu Perlintasan KA, Catat! Ini Aturan dan Sanksinya, Jika Melanggar Anda Bisa Dipenjara

Sebelumnya diberitakan, tiga siswa SMA 2, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, meraih juara dunia atas temuan obat kanker mujarab, dengan bahan baku alami berupa batang pohon tunggal atau dalam bahasa Dayak disebut dengan bajakah yang diperoleh di hutan Kalimantan Tengah, Senin (12/8/2019).

Keberhasilan ketiga siswa tersebut berawal dari informasi Yazid, salah seorang siswa yang ikut dalam tim tersebut, bahwa ada salah satu tumbuhan di hutan Kalimantan Tengah yang kerap digunakan keluarganya menyembuhkan kanker, bahkan kanker ganas stadium empat sekalipun.

Di bawah bimbingan Helita, ketiga siswa SMA Negeri 2 Palangkaraya ini memutuskan untuk memulai pembahasan awal yang lebih serius mengenai kayu bajakah.

Penelitian diawali dengan uji pendahuluan yang dilakukan ketiga siswa dan guru pembimbing di laboratorium. (Kurnia Tarigan)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Kekhawatiran Guru atas Penemuan Siswa soal Obat Kanker Mujarab hingga Juarai Dunia")

Baca Juga: Ibunya Sering Disiksa Majikan dan 21 Tahun Tidak Pulang, Anak Seorang TKI: Pak Jokowi, Tolong Pulangkan Ibu Saya…

Artikel Terkait