Advertorial

Hati-hati, Lewat Alat Ini, Pesan di WhatsApp dapat Diubah oleh Hacker, Anda Bisa Difitnah Tanpa Bisa Menyangkalnya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Ade S

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Sebuah alat yang baru dirilis mengungkapkan betapa rentannya WhatsApp untuk disabotase.

Dilansir dari BBC.com, Kamis (8/8/2019), sebuah tim dari perusahaan cybersecurity, Checkpoint, telah menunjukkan bagaimana alat tersebut dapat digunakan untuk mengubah teks dalam pesan yang dikutip.

Sabotasemembuat seolah-olah seseorang telah mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka katakan.

Peneliti Oded Vanunu mengatakan kepada BBC bahwa alat itu memungkinkan bagi 'oknum jahat' untuk memanipulasi percakapan di WhatsApp.

Baca Juga: Gambar Mengerikan yang Menunjukkan Otak Manusia Akibat Efek Mengonsumi Kokain

Alat itu didemonstrasikan di Black Hat, sebuah konferensi keamanan cyber di Las Vegas, sebagai tindak lanjut dari makalah penelitian yang diterbitkan oleh Checkpoint tahun lalu.

"Ini adalah kerentanan yang memungkinkan oknum jahat untuk membuat berita palsu dan penipuan," jelas Vanunu.

Alat ini memungkinkan seseorang untuk memanipulasi fitur kutipan WhatsApp agar terlihat seolah-olah seseorang telah menuliskan hal yang tidak pernah mereka tulis.

"Anda benar-benar dapat mengubah apa yang dikatakan seseorang," kata Vanunu.

Baca Juga: Sering Begadang dan Baru Tidur di Atas Jam 12, Pria Ini Alami Sakit Parah, Bahkan Sampai Koma

"Anda dapat sepenuhnya memanipulasi setiap karakter dalam kutipan."

Alat ini juga memungkinkan seseorang untuk mengaitkan komentar ke sumber yang berbeda.

Masalah ketiga yang disorot oleh para peneliti telah berhasil diperbaiki oleh Facebook.

Celah keamanan itu bisa menipu pengguna agar percaya bahwa mereka mengirim pesan pribadi ke satu orang, padahal sebenarnya pesan mereka masuk ke grup.

Baca Juga: Denda Rp30 Miliar Plus Penjara 3 Tahun Menanti Bagi Pedagang yang Menjual Bensin Eceran

Namun Vanunu mengatakan Facebook telah memberi tahu mereka bahwa masalah lain tidak dapat diselesaikan karena "keterbatasan infrastruktur" di WhatsApp.

Ketika ditanya oleh BBC mengapa timnya akan merilis alat yang membuatnya lebih mudah bagi orang lain untuk mengeksploitasi kerentanan, Mr Vanunu membela langkah tersebut, mengatakan ia berharap itu akan memicu diskusi.

“(WhatsApp) melayani 30% dari populasi global. Itu tanggung jawab kita. Ada masalah besar dengan berita dan manipulasi palsu."

Penyebaran informasi yang salah di WhatsApp telah menjadi penyebab utama kekhawatiran, terutama di negara-negara seperti India dan Brasil, di mana informasi yang salah telah menyebabkan contoh kekerasan, dan dalam beberapa kasus, kematian.

Baca Juga: Demi Selfie 'Keren', Bocah Ini Nekat Naik Tiang Listrik Bertegangan Tinggi, Kemudian Ia Jatuh dan Tersengat Listrik hingga Tewas

WhatsApp membuat perubahan pada platformnya dalam upaya untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah, seperti membatasi berapa kali pesan dapat diteruskan.

Baca Juga: Perut Mekanik Sepeda Ini Menggelembung dan Semakin Besar Karena Kondisi Misterius, Bahkan Dokter Tak Bisa Mendiagnosis Penyakitnya

Artikel Terkait