Advertorial

PeduliTubuhmu: Jangan Sampai Salah, Ini Lho Bedanya Pusing dan Sakit Kepala

Agus Surono
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Kepala terasa berat dan tegang seolah ada yang menekan. Nyeri dirasakan di beberapa titik di kepala. Bisa jadi di sebelah kiri, bisa pula di sebelah kanan. Saat sakit kepala itu menyerang, rasanya tak nyaman melakukan aktivitas apapun.
Kepala terasa berat dan tegang seolah ada yang menekan. Nyeri dirasakan di beberapa titik di kepala. Bisa jadi di sebelah kiri, bisa pula di sebelah kanan. Saat sakit kepala itu menyerang, rasanya tak nyaman melakukan aktivitas apapun.

Intisari-Online.com - Semua orang, mulai dari bocah hingga lansia, pasti pernah mengalami sakit kepala.

Ya, setidaknya sekali seumur hidup pasti pernah merasakan sensasi nyeri yang bikin kening berkerut itu. Penyebabnya pada setiap orang tidak selalu sama.

Nah, karena itulah kita perlu memahami masing-masing perbedaannya.

Sakit kepala umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder.

Baca Juga: Kisah Haru Siswa SMA yang Rela Jualan Tisu di Jembatan Penyeberangan, Hidup Sebatang Kara dan Ingin Lanjutkan Sekolah

Sakit kepala primer berarti serangan nyeri di kepala yang terjadi bukan karena penyakit/kelainan di kepala.

Sebaliknya, sakit kepala sekunder, terjadi gara-gara ada kelainan atau penyakit di otak atau bagian tubuh lainnya.

Hanya saja, keduanya memberi sensasi yang sama, bikin kepala terasa sakit dan berat.

Contoh sakit kepala primer adalah sakit kepala yang umumnya kita rasakan, termasuk pula migrain.

Sedangkan sakit kepala sekunder, bisa terjadi akibat kerusakan jaringan rongga tengkorak, benturan di kepala, tumor, dan dehidrasi otak.

Sakit yang kedua ini termasuk keluhan pada bagian tubuh lain di kepala, seperti sakit pada mata, rongga hidung, tenggorokan, gigi, telinga, dan leher.

Baca Juga: Agung Hercules Meninggal Dunia: Sering Sakit Kepala di Bagian yang Sama? Bisa Jadi Itu Gejala Kanker Otak!

Salah makan

Beberapa orang tertentu bisa mengalami sakit kepala karena makanan.

Misalnya, ia sakit kepala karena makan makanan yang diragi dan diawetkan.

Seperti snack kemasan, daging olahan, atau makanan-makanan lain yang mengandung penyedap rasa, khususnya monosodium glutamate (MSG).

Kemungkinan penyebabnya adalah makanan-makanan tersebut membuat pembuluh darah menyempit ketika masuk proses pencernaan.

Saat pembuluh darah itu kembali ke bentuk semula setelah makanan dicerna, di situlah muncul rasa sakit di kepala.

Kafein juga bisa disalahkan ketika kita mengalami sakit kepala.

Minuman berkafein seperti teh, kopi, minuman energi, juga bersifat menyempitkan pembuluh darah yang dapat mengakibatkan kepala terasa sakit.

Apalagi jika dikonsumsi berlebihan, kadar asam lemak dalam darah akan meningkat, sehingga membuat sel pembeku darah menggumpal. Serotonin yang mengendalikan emosi juga menurun.

Kondisi-kondisi ini memicu sakit kepala.

Baca Juga: Permasalahan Konten YouTube Selesai, Kini Kimi Hime Ingin Ngevlog Bareng Menkominfo

Dr. Harry Hartono, Sp.S, dokter spesialis saraf di Jakarta mengatakan, nyeri di kepala juga bisa jadi diakibatkan oleh obat-obatan tertentu.

Seperti pil KB, obat antirasa sakit, indometasin pada nyeri sendi, cimetidine pada obat mag, nifedipin dan reserpine pada obat antihipertensi, nitrogliserin, dll.

Karena itu ketika mengonsumsi obat-obat jenis di atas kita merasakan sakit kepala, sebaiknya dilaporkan pada dokter.

Agar dokter dapat meresepkan ulang obat apa yang sebaiknya dihentikan atau diteruskan.

Ada juga orang yang mengalami sakit kepala karena konsumsi makanan tinggi gula, tinggi lemak, dan kurang variasi karbohidrat.

Kondisi sakit kepala dihubungkan dengan makanan-makanan penyebab kegemukan itu, karena makanan tersebut meningkatkan asam lemak pada darah.

Tertekan dan gundah

Paling banyak, sakit kepala yang sering kita alami itu adalah sakit kepala ringan. Penyebabnya juga bukan keadaan fisik yang tidak sehat.

Tapi gara-gara perasaan yang tertekan, hati yang gundah, dan stres. Termasuk juga karena tubuh terlalu lelah dan kurang tidur.

Karena itu solusi untuk mengatasinya pun tidak selalu harus minum obat.

“Pasien saya banyak mengeluh pusing dan nyeri di kepala, namun setelah digali lebih dalam penderitaan sakit kepala itu terjadi karena tekanan kehidupan sehari-hari,” kata Harry. Contohnya tekanan kerja yang tinggi, masalah keluarga, masalah hubungan, dll.

Karena itulah, lanjut Harry, jangan terlalu gegabah mengatasinya dengan minum obat.

Toh, penyebabnya bukan dari fisik, namun psikis. Umumnya sakit kepala jenis ini bisa diselesaikan dengan menenangkan diri atau menjauhi sumber masalah sejenak.

Baca Juga: Di Negeri Ini, Anda Bisa Gunakan Air, Listrik, Gas, dan Minyak Semuanya Gratis!

Caranya, beristirahat sekitar satu-dua jam untuk meredakan rasa sakit. Jika memungkinkan, boleh juga dikompres air hangat atau air dingin.

Atau jika perlu segera menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi agar sakit kepala tak bolak-balik menyerang.

Memang, menjalani hidup lebih santai adalah satu jalan keluar yang selama ini jarang dipilih orang.

Padahal salah satu upaya sederhana yang bisa kita lakukan agar terhindar dari sakit kepala yang mengganggu ya itu tadi, pintar-pintar mengatur suasana hati dan pikiran.

Duh, pusing!

Keluhan pasien, tambah Harry, memang selalu berbeda ketika menggambarkan rasa sakit di kepala.

Ada yang merasa pusing hampir setiap hari, ada yang merasa kepalanya seperti ditusuk-tusuk, ada pula yang merasa kepalanya dipukul-pukul palu, kadang-kadang isi kepala seakan berputar, pandangan berputar, mual, bahkan ingin muntah.

Duh, pokoknya pusing deh!

Nah, banyaknya jenis keluhan itu yang perlu ditelusuri lebih dalam lagi. Supaya penyebab dan diagnosisnya dapat ditegakkan.

Setelah itu baru solusinya bisa diberikan pada si pasien. Jangan-jangan ia sakit kepala gara-gara mengingat pekerjaan atau utang yang belum dibayar, bukan karena sakit jasmani.

Persoalannya, bagi orang awam, tidak mudah untuk membedakan jenis-jenis sakit kepala.

Apakah ia mengalami sakit kepala biasa, migrain, vertigo, atau memang sakit kepala serius.

Perlu diketahui, pusing sebetulnya tidak sama dengan sakit kepala. Namun banyak orang yang menyamakan keduanya.

Pusing (dizzy) adalah sensasi berputar yang membuat penderita merasa berputar-putar bahkan kehilangan keseimbangan tubuh.

Pusing tidak selalu datang bersamaan dengan sakit kepala. Kemunculannya bisa datang tiba-tiba, bahkan membuat penderita merasa ingin pingsan.

Hal ini mungkin terjadi ketika seseorang terlalu lama duduk, kemudian tiba-tiba berdiri. Kondisi ini juga bisa terjadi gara-gara pasokan darah tidak mencukupi ke otak.

Sensasi kehilangan keseimbangan juga bisa dirasakan saat seseorang pusing. Bisa jadi penyebabnya adalah penyakit, seperti tumor otak.

Dapat pula gara-gara gangguan penglihatan sehingga menjadi limbung.

Ada pula jenis pusing yang bikin sekeliling terasa berputar. Penyebabnya juga beragam, bisa jadi vertigo, bisa pula jenis penyakit lain seperti infeksi telinga dan migrain.

Di kalangan medis, istilah pusing sebetulnya tidak dikenal. Sensasi rasa berputar disebut vertigo.

Penderita seolah merasa ilusi gerak seperti dirinya sendiri yang berputar atau sekelilingnya berputar. Perputarannya juga tidak hanya horizontal, terkadang ada pula yang vertikal bahkan tidak beraturan.

Vertigo, jelas Harry, disebabkan oleh gangguan sistem keseimbangan yang berlokasi di dalam telinga yaitu saraf ke-8 dan juga pada saraf pusat di otak.

Ilusi berputar bisa dikatakan ringan bila disebabkan oleh adaptasi tubuh yang tidak sejalan dengan pendengaran, penglihatan, dan keseimbangan.

Bisa pula disebabkan karena mabuk perjalanan dan posisi letak kepala yang tidak nyaman.

Apabila keluhan vertigo disertai mual, muntah, sempoyongan, bahkan bola mata bergerak-gerak tidak teratur, baru vertigo patut diwaspadai.

Baca Juga: Misteri Penemuan 'Septik Tank Sam', Mayat Terdekomposisi dengan Organ Vital Termutilasi

Kembali lagi, pemeriksaan harus dilakukan secara mendalam dan menyeluruh untuk mendiagnosis seseorang mengalami kondisi vertigo yang mana.

Karena pada kategori parah, bisa saja vertigo disebabkan oleh penyakit neuronitis vestibuler (gangguan sistem keseimbangan), meniere (penyakit pada rumah siput telinga), tumor, stroke batang otak, kanker, pendarahan di otak, degenerasi spinoserebellar, kekurangan hormon tiroid, infeksi, dan keracunan obat.

Rasa sakit di kepala ataupun pusing yang sudah berlangsung terus-menerus memang harus ditangani dengan baik untuk menghindari gangguan yang lebih serius.

Nah, alangkah lebih baiknya lagi jika pencegahan sejak dini dilakukan, agar sakit kepala sungkan menyerang.

Caranya adalah dengan manajemen stres yang tepat. Upayakan pula memiliki gaya hidup yang sehat, baik dari pola makan dan juga olahraga.

Jangan lupa berikan waktu bagi tubuh secara mental dan fisik untuk beristirahat. (Tika Anggraeni Purba/Intisari Desember 2017)

Baca Juga: Donasikan Jenazah Ibunya, Pria Ini Terkejut Karena Mayatnya Digunakan untuk Eksperimen Militer Mengerikan

Artikel ini adalah bagian dari kampanye #pedulitubuhmu yang dibuat Intisari. Nantikan infografis-infografis menarik berisi fakta-fakta kesehatan di akun Instagram@pedulitubuhmu.

Artikel Terkait