Advertorial

100.000 Tahun Menghuni Hutan Hujan Kongo, Masyarakat Ini Punya Metode Rahasia Melintasi Lebatnya Hutan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Bagaimana masyarakat pemburu dan pengumpul bisa menemukan makanan atau perjalanan pulang ke hutan hujan tanpa tersesat?
Bagaimana masyarakat pemburu dan pengumpul bisa menemukan makanan atau perjalanan pulang ke hutan hujan tanpa tersesat?

Intisari-Online.com - Bagaimana masyarakat pemburu dan pengumpul bisa menemukan makanan atau perjalanan pulang ke hutan hujan?

Tempat di mana vegetasi yang lebat membatasi jarak pandang, tanpa peta, kompas, atau smartphone?

Para peneliti di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Leipzig, Jerman, menunjukkan bahwa orang-orang Mbendjele BaYaka yang tinggal di hutan hujan dari Republik Kongo memiliki sebuah keistimewaan.

Mereka dapat melihat ke tempat yang tersembunyi dengan akurasi ketepatan sangat tinggi.

Baca Juga: Rumah Ini Dibangun dengan Biaya Kurang dari Rp50 Juta, Solusi Rumah Murah yang Patut Dicoba

Mbendjele BaYaka telah hidup di hutan hujan sebagai pemburu dan pengumpul selama ratusan tahun.

Selain itu, ada bukti arkeologis bahwa kelompok pemburu telah menghuni beberapa bagian hutan hujan selama 100.000 tahun.

Sebagian besar tahun mereka tinggal di hutan hujan, namun mereka juga bekerja dengan petani kadang-kadang untuk berdagang makanan, alkohol, memakai uang, dan barang-barang lainnya.

Keahlian Khusus Melihat Sasaran dan Tempat Tersembunyi

Baca Juga: Seluruh Staf di Rumah Sakit Ini Lakukan Foto Bersama, Seorang Pasien Meninggal Dunia Karena Telat Ditangani

Para peneliti menemukan bahwa masyarakat Mbendjele BaYaka sangat akurat dalam menunjuk lokasi target yang jauh dan tidak terlihat.

Para peneliti akurasi menunjuk ini sama baiknya bagi pria maupun wanita.

Belajar Bernavigasi dari Usia Dini

Baca Juga: Makan Potongan Mentimun, Bocah Ini Berakhir Kritis, Kebiasaan Sepele Saat Makan Mentimun Ini Jadi Penyebabnya

Peneliti juga menamukan bahwa pada sekitar usia enam tahun, anak-anak Mbendjele BaYaka sudah memiliki keahlian keakuratan setingkat orang dewasa.

Ketika matahari di langit, akurasi menunjuk anak-anak juga meningkat secara substansial.

Terutama di daerah yang lebih jauh dan kurang dikenal.

Baca Juga: Bocah 10 Tahun dengan Leher Dirantai Berkeliaran di Toko, Terungkap Ternyata Kehidupannya Sangat Miris

Sementara orang dewasa, di sisi lain, tampil akurat di segala keadaan cuaca termasuk saat hari sedang berawan.

Penggunaan Kompas Matahari yang Pertama Diketahui

Menurut penulis, penelitian ini memberikan bukti perilaku pertama untuk penggunaan kompas matahari pada manusia.

"Kita tahu bahwa lebah dapat menggunakan matahari untuk bernavigasi, tetapi yang mengejutkan belum ada bukti ilmiah bahwa manusia mungkin juga memiliki keterampilan ini, dan bahwa anak-anak dapat mengembangkan keterampilan ini pada usia enam tahun," kata peneliti sebagaimana dilansir Ancient Origins, Rabu (24/7).

Baca Juga: Usai Menyembelih Babi, Pria Ini Mendadak Kaya Setelah Temukan Benda Aneh Berbulu Ini, Harganya Rp56 Miliar

"Studi kami menunjukkan bahwa masih banyak yang harus ditemukan dan dengan tingkat urgensi yang tinggi.

Semua hutan yang dihuni oleh pengumpul hutan hujan manusia di Kongo telah dijual kepada perusahaan asing.

Hal itu menyebabkan orang-orang ini tidak hanya kehilangan lahan mencari makan mereka, tetapi juga melumpuhkan kemampuan dan keterampilan navigasi juga," kata peneliti.

Baca Juga: 7 Tanda-tanda Penyakit Jantung ini Bisa Dilihat Dengan Mata Telanjang, Salah Satunya Lewat Panjang Jari Manis

Artikel Terkait