Advertorial

Beratnya Capai 1 Ton, Temui Spesies Ular Raksasa 'Titanoboa' yang Dapat Tumbuh Hingga 15 Meter

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Titanoboa sama sekali tidak ada tandingannya dengan ular modern bahkan tidak juga anakonda. Seberapa besarkah ia?
Titanoboa sama sekali tidak ada tandingannya dengan ular modern bahkan tidak juga anakonda. Seberapa besarkah ia?

Intisari-Online.com - Titanoboa sama sekali tidak ada tandingannya dengan ular modern bahkan tidak juga anakonda.

Jauh di dalam hutan Amerika Selatan, seekor ular besar pernah mengintai mangsanya.

Mangsanya bahkan tidak mendengar Titanoboa datang di tengah hiruk pikuk hutan prasejarah 60 juta tahun yang lalu dan tak ada yang bisa lolos darinya.

Titanoboa, ular legendaris yang sangat besar, tumbuh subur di hutan tropis Amerika Selatan sekitar lima juta tahun setelah kepunahan dinosaurus.

Baca Juga: Kisah Pemuda Asal Pekalongan yang Naik Haji dengan Jalan Kaki, Tempuh Jarak Ribuan Kilometer

Spesies prasejarah ini tumbuh hingga sepanjang 15 meter dan berat yang mencapai 1 ton.

Titanoboa adalah penemuan yang mengejutkan.

Kisah kemunculannya kembali dimulai pada tahun 2002 ketika seorang siswa menemukan daun fosil pada kunjungan ke tambang batu bara besar di Cerrejón di Kolombia.

Kemudian diketahui bahwa ular besar tersebut menghadapi ajalnya karena terperangkap dalam tanah longsor yang menguburnya.

Baca Juga: Miliki Hidung Sepanjang 19 cm, Pria Ini Konon Punya Hidung Terpanjang Dalam Sejarah

Untuk menunjukkan seberapa besar Titanoboa bisa tumbuh, Smithsonian mendirikan sebuah pameran di Grand Central Station di New York pada tahun 2012.

Mockup menampilkan seekor ular raksasa menelan apa yang tampak seperti buaya dengan ekornya yang mencuat keluar dari mulut ular.

Ukuran Titanoboa yang menakjubkan itu adalah hasil dari iklimnya yang panas.

Baca Juga: Perkirakan Ada 160.000 Roket di Gudang Senjata Hizbullah, Israel Perisapkan Perang dengan Iran

Fosil tanaman menunjukkan bahwa suhu habitat hutannya rata-rata 90 derajat dan mungkin bisa lebih panas lagi.

Hewan ektotermik bergantung pada sumber panas eksternal untuk energi mereka.

Jika dingin, mereka lamban. Hanya ketika hangat mereka dapat beroperasi pada potensi penuh mereka.

Jika selalu panas, metabolisme makhluk berdarah dingin akan berjalan pada efisiensi maksimum.

Baca Juga: Remaja 16 Tahun yang Beratnya 100 Kg Ini Hampir Meninggal Setelah Kandungan Gula Darahnya Terungkap 20 Kali Lebih Tinggi dari Normal

Hal itu memungkinkan mereka untuk mendedikasikan energi ekstra untuk tumbuh lebih besar dan mempertahankan tubuh yang lebih besar.

Meskipun para ilmuwan telah memperdebatkan teori itu, tidak dapat disangkal bahwa Titanoboa sangat besar.

Itu tidak ada bandingannya di antara ular modern.

Baca Juga: Dituntut Rp746 Juta oleh Pengamen Korban Salah Tangkap yang Disiksa dan Disetrum saat Interogasi, Polisi Klaim Sudah Bekerja Profesional

Sebelum penemuan Titanoboa, fosil ular terbesar yang diketahui berasal dari Afrika.

Ular itu hidup 20 juta tahun yang lalu dengan panjang mencapai 10 meter dan berat 450 kg.

Sementara saat ini, spesies ular terbesar adalah anakonda.

Baca Juga: Usai Menyembelih Babi, Pria Ini Mendadak Kaya Setelah Temukan Benda Aneh Berbulu Ini, Harganya Rp56 Miliar

Artikel Terkait