Advertorial

Kisah Pasukan Gurkha: Berdiri Lantang Tembaki Sniper Jepang Sebelum Libas 5 Bunker dengan 'Satu Tangan'

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Bhanbhagta Gurung dianugerahi Victoria Cross (VC), penghargaan militer tertinggi Inggris untuk keberanian, pada tahun 1945.
Bhanbhagta Gurung dianugerahi Victoria Cross (VC), penghargaan militer tertinggi Inggris untuk keberanian, pada tahun 1945.

Intisari-Online.com - Bhanbhagta Gurung dianugerahi Victoria Cross (VC), penghargaan militer tertinggi Inggris untuk keberanian, pada tahun 1945.

Hal itu lantaran dirinya dengan soreang diri mampu memberangus lima formasi bunker Jepang dan menginspirasi sisa peletonnya selama pertempuran di Burma.

Pada tahun 1939, pada usia 18 tahun di Nepal barat.

Pada tahun 1939, saat usianya 18 tahun, Gurung bergabung dengan Angkatan Darat India Britania dan ditugaskan ke Batalion 3.

Baca Juga: Tak Perlu Diperdebatkan Lagi, Mi Instan Memang Berbahaya Bagi Kesehatan, Ini Tiga Alasan Utamanya

Pada tahun 1942 koloni Inggris di Myanmar, yang sekarang Myanmar, diserang oleh Jepang dan menjadi negara boneka Jepang.

Akibatnya, Burma terpecah menjadi tiga faksi yang bertikai: mereka yang mendukung Jepang, mereka yang lebih menyukai Inggris, dan mereka yang tidak menginginkan keduanya.

Untuk berusaha mengusir Jepang, Inggris mengirim orang Chindit.

Baca Juga: Selama 31 Tahun Beberapa Butir Peluru Bersarang di Kepalanya Hingga 'Melubangi' Kepala, Kok Bisa?

Mereka adalah unit operasi khusus di Angkatan Darat India Britania yang diberi nama sesuai dengan Chinthe Burma , penjaga mitos kuil Buddha.

Di antara mereka adalah Batalion ke-3, Senapan Gurkha ke-2 termasuk Gurung.

Kelompok Chindits pertama memasuki Burma pada 8 Februari 1943, dalam beberapa gelombang.

Apa pun yang gagal dilakukan oleh Jepang untuk membuat misi tersebut menjadi tidak mungkin, iklim tropis Burma dan logistik Inggris yang buruk terjadi.

Baca Juga: Kisah Pasha, Anak Keluarga Miskin Ditolak di SMP Negeri, Terlanjur Beli Alat Sekolah hingga Mengurung Diri di Kamar

Para pria kekurangan makanan, obat-obatan, dan amunisi karena persediaan yang tersendat.

Malaria dan disentri merajalela, jalur komunikasi yang buruk dan perintah yang terus berubah tidak membantu.

Pada akhir April, hanya 2.182 dari 3.000 yang asli berjalan kembali ke India Britania.

600 dari mereka sangat sakit sehingga mereka tidak dapat kembali aktif bertugas.

Baca Juga: Kisah Mahasiswi Unpad Hilang 25 Hari Diduga Kena Guna-guna Hingga Akhirnya Ditemukan di Masjid

Bgaimanapun, Gurung adalah satu yang tetap bertahan di militer dan pada Maret 1944 kembali di Burma dengan Divisi India ke-25.

Namun karena sebuah kesalahan dan dianggap telah mengabaikan tugas, pangkat Gurung diturunkan, hingga Februari 1945, Gurkha diperintahkan untuk merebut kembali bukit dengan segala cara.

Kedua bukit ditempati oleh Divisi ke-54 Jepang, yang menembaki pasukan Gurung dan membunuh hampir setengahnya.

Baca Juga: Babysitter Ini Dipecat Setelah Perilakunya yang 'Tak Melanggar Hukum Tapi Sangat Menjijikan' Terekam CCTV

Tidak dapat membidik penembak jitu dari tempat dia berbaring, Gurung melakukan satu-satunya yang dia bisa.

Dia berdiri di depan musuh dan “dengan tenang” menembak si penembak jitu, dan membunuhnya.

Maju lebih jauh, pasukan Gurung kembali ditembaki, jadi dia menyerbu lubang perlindungan terdekat tanpa menunggu anak buahnya.

Terlepas dari hujan peluru, ia melemparkan dua granat, menewaskan dua tentara Jepang.

Baca Juga: Benarkah Anak dengan 2 Unyeng-unyeng Punya Sifat Nakal? Simak 5 Fakta Tentang Unyeng-unyeng di Kepala Ini

Kemudian dia segera menyerang lubang perlindungan kedua, di mana dia membunuh penghuninya dengan bayonet.

Di bawah tembakan senapan mesin yang terus-menerus, dia menyerang dua lubang perlindungan lagi dengan bayonet dan granatnya.

Sementara itu, tembakan senapan mesin terus datang dari bunker beton.

Baca Juga: Usai Menyembelih Babi, Pria Ini Mendadak Kaya Setelah Temukan Benda Aneh Berbulu Ini, Harganya Rp56 Miliar

Secara ajaib itu tidak mengenai Gurung dan membuatnya ari ke bunker terakhir dan melompat ke atapnya.

Karena tidak memiliki granat yang tersisa, ia melemparkan dua granat asap.

Dua tentara Jepang, yang dibutakan oleh asap, berlari keluar dan Gurung membunuh mereka dengan pisau kukri-nya.

Dengan pasukannya yang mampu menaklukkan lima formasi Jepang, Gurung dan tiga lainnya menduduki bunker beton dan dengan ganas menahan diri dari serangan Jepang terus menerus sampai bala bantuan tiba.

Gurung menerima VC-nya dari Raja George VI.

Pangkatnya yang turun naik kembali dan juga dirinya mendapat mendapat pangkat Kehormatan Havildar. Setelah perang, ia kembali ke keluarganya di Nepal.

Baca Juga: Temukan Emas 7 Kg di Tempat Sampah, Tukang Sapu Tidak Mengambilnya, Justru Lakukan Hal Ini

Artikel Terkait