Advertorial
Intisari-Online.com -Seorang bayi yang baru 22 bulan harus merasakan sakit karena 'tewas perlahan' karena disiksapacar ibunya sementara ibunya tidak melakukan apapun.
Dilansir dari The Sun, Kamis (11/7/2019), Mason Lee, bayi 22 bulan tersebut menderita luka parah termasuk ususnya pecah dan anus bengkak.
Menurut laporan ia telah dipukul di perut hari-hari terakhirnya dihabiskan dengan menangis dan muntah-muntah.
Jasadnyaditemukan oleh layanan darurat pada Juni 2016 di rumah William Andrew O'Sullivan, pacar ibunya, di Caboolture, Brisbane.
Mason sudah menderita luka-luka beberapa bulan sebelum kematiannya, tetapi tidak ada perhatian medis yang diusahakan ibu dan pacar ibunya meski tanda-tanda menunjukkan Mason sakit serius.
Pemeriksaan post-mortem mengungkapkan bahwa Mason telah mengalami patah kaki, patah tulang ekor, dan cedera pada usus kecilnya sehingga isi ususnya bocor ke organ dalam tubuh, perlahan meracuni dirinya.
O'Sullivan dan ibu Mason, Anne-Maree Lee, keduanya saat ini menjalani hukuman penjara sembilan tahun setelah mengaku bersalah atas tuduhan termasuk pembunuhan dan kekejaman anak.
Rincian mengerikan luka-luka Mason disebutkan dalam konferensi pra-pemeriksaan di Pengadilan Koroner Brisbane pada hari Kamis.
Megan Jarvis, penasihat yang membantu koroner, mengatakan bahwa di hari-hari terakhirnya, Mason kesakitan, muntah, dehidrasi, demam, lesu, pucat dan menunjukkan "tingkat kesadaran yang terganggu (dan) perubahan pola pernapasan".
"Jelas bagi orang normal bahwa dia sakit parah dan sangat membutuhkan perawatan medis," katanya.
Pada saat O'Sullivan memanggil paramedis, tubuh Mason memperlihatkan tanda-tanda rigor mortis (kaku mayat salah satu tanda fisik kematian).
Dia awalnya mencoba untuk menyalahkan kematian Mason pada paramedis, mengklaim mereka merespons perlahan, padahal mereka tiba enam menit setelah dipanggil oleh seorang teman.
Darah Mason kemudian ditemukan mengandung jejak metamfetamin.
Ibu Mason juga dilaporkan membawa anaknya ke McDonald's pada hari-hari sebelum kematiannya, ketika dia sudah membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Pengadilannya mendapati bahwa dia gagal merawat putranya karena tidak melakukan apapun termasuk memanggil bantuan medis segera setelah melihat tanda-tanda kesakitan putranya.