Advertorial

'Yang Pulang Tanpa Anggota Badan,' Orang-orang Samovar Ini Tak Kenal Takut hingga Diamati Divisi Khusus KGB

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Angka-angka mengatakan bahwa selama Perang Dunia II, USSR memiliki sekitar 4 juta orang terdemobilisasi karena luka dan penyakit.
Angka-angka mengatakan bahwa selama Perang Dunia II, USSR memiliki sekitar 4 juta orang terdemobilisasi karena luka dan penyakit.

Intisari-Online.com - Uni Soviet telah mengorganisir sanatorium khusus untuk orang-orang yang menjadi cacat setelah perang.

Ratusan ribu orang cacat, tanpa lengan atau kaki, sedih dan mengemis di stasiun kereta dan jalanan-jalanan.

Dalam waktu beberapa bulan, negara ini pun 'membersihkan' mereka dari tempat-tempat umum.

Orang Samovar

Baca Juga: Lucinta Luna Mengaku Jadi Orang Pertama Lakukan Operasi Potong Pinggang di Indonesia, Bagaimana Prosedurnya?

Angka-angka mengatakan bahwa selama Perang Dunia II, USSR memiliki sekitar 4 juta orang terdemobilisasi karena luka dan penyakit, termasuk sekitar 2,5 juta orang cacat.

Di antara mereka, sekitar 450-500 ribu kehilangan anggota badan.

Mereka yang kembali ke rumah tanpa anggota badan sama sekali disebut "orang samovar" karena kemiripannya dengan samovar (pembuat teh).

Baca Juga: Demi Tutupi Sebuah Fakta Mengerikan, Pria Ini Tipu Dokter dan Istrinya dengan Mengaku Menderita Hepatitis C

Eduard Kochergin, seorang penulis St. Petersburg, menggambarkan kehidupan salah seorang yang diamputasi perang di bekas biara Goritsy, yang telah direhabilitasi menjadi sanatorium bagi para penyandang cacat.

"Segera setelah kedatangannya di Goritsy, Vasiliy menjadi terkenal," tulisnya.

Dari seluruh Timur Laut Rusia, pria dan wanita yang tanpa kaki dan tangan, dibawa.

Vasiliy, dengan semua hasrat dan kemampuannya bermusik, telah menciptakan "paduan suara samovar" dan menemukan makna baru untuk kehidupan.

Di musim panas, dua kali sehari, para pelayan wanita keluar dari bangsal mereka untuk menghirup udara di luar tembok biara.

Baca Juga: Tak Ada yang Percaya Ucapan Bocah 3 Tahun Itu Selama Lebih dari 20 Tahun, Hingga Ia Menemukan Tengkorak di Kebun Rumahnya

Di malam hari, ketika kapal uap pergi dan kembali ke dermaga, orang-orang samovar ini mengadakan konser.

Adalah argumen yang cukup berani untuk mengatakan bahwa Soviet hanya ingin menyembunyikan orang-orang itu.

Karena mungkin banyak dari mereka memiliki keluarga, tetapi bisakah keluarga-keluarga ini mengurusi orang cacat?

Di sisi lain, orang-orang samovar ini memang tidak kenal takut.

Baca Juga: 4 Ritual Kematian yang Aneh, Bakar Istri Hidup-hidup hingga Rayakan Kematian dengan Sukacita

Mereka tidak akan kehilangan apa-apa lagi, sehingga mereka tidak enggan untuk secara terbuka mengkritik rezim Soviet.

Hal itu membuat KGB dilaporkan memiliki divisi khusus yang memantau kegiatan mereka.

Itulah sebabnya begitu banyak dokumen dari sanatorium telah disimpan di arsip.

Baca Juga: Letakkan Selembar Kertas pada Pintu Lemari Es, Ini Manfaat Ajaib yang Bisa Anda Dapatkan

Berkat Vitaliy Semenov, ahli silsilah yang menemukan mereka, kita sekarang tahu bahwa sanatorium tempat yang manusiawi, bukan penjara seperti yang dahulu diketahui.

Evakuasi orang cacat dimulai sekitar tahun 1948. Negara menawarkan tempat tinggal dan makanan kepada orang-orang cacat yang tidak dapat menemukan keluarga mereka.

Para penyandang cacat dirawat secara sistematis, secara medis.

Setiap hari jam 8 pagi, ada inspeksi untuk semua pasien, persediaan obat yang tetap, makan tiga kali sehari dan camilan sore.

Baca Juga: Berpakaian Terlalu Seksi Wanita Ini Diusir dari Pesawat Karena Dianggap 'Mengacaukan' Penerbangan

Orang cacat senang bekerja, membaca buku di perpustakaan, mereka yang bisa, pergi untuk mengambil jamur dan buah.

Hampir tidak ada kerabat yang datang untuk melihat mereka, tetapi banyak orang cacat memulai keluarga baru dengan para wanita muda yang telah kehilangan suami mereka dalam perang.

Keberadaan sanatorium itu ada hingga tahun 1974.

Baca Juga: ISIS Serang Afghanistan, Pasukan Elit Khusus Inggris Dikerahkan untuk Bertarung dengan Kelompok Teror Militan

Artikel Terkait