Advertorial

Tiongkok Ekspor Sarang Walet Hingga Rp40,6 Triliun dari Indonesia Untuk Dijadikan Makanan Senilai Rp8 Juta per Mangkuk

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade S

Tim Redaksi

Sayangnya Tiongkok tidak bisa memperoduksinya, karena spesies walet, hanya ditemukan di kawasan tropis dan itu berasl di Asia Tenggara.
Sayangnya Tiongkok tidak bisa memperoduksinya, karena spesies walet, hanya ditemukan di kawasan tropis dan itu berasl di Asia Tenggara.

Intisari-online.com - Baru-baru ini kementerian Pertania melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengapresiasi pencapaian total nilai ekspor hingga Rp162, 65 miliar.

Salah satu komoditas paling berharga adalah sarang walet yang dijual ke Tiongkok senilai 4.138 USD.

Sarang walet juga dinilai mencapai Rp25 juta per kilo sedangkan di Tiongkok harganya bisa mencapai Rp40 juta per kilo.

Dari data sejak 2018, ekspor sarang walet dari Indonesia ke Tiongkok secara keseluruhan bisa mencapai Rp40,6 triliuan.

Baca Juga: Pamer Segepok Uang Palsu di Facebook, Wanita Ini Malah Dibikin Malu oleh Netizen

Lantas harganya yang fantastis ini memang untuk dijadikan apakah di Tiongkok?

Jika terbesit pertanyanyaan tersebut, mungkin Anda akan mengetahui jawabannya melalui artikel ini.

Menurut New York Times dalam penelusurannya di beberapa restoran China ini adalah makanan yang bernilai mahal.

Yaitu sup sarang burung walet, menurut praktisi pengobatan Tiongkok tradisional, sup ini akan memberikan dorongan sistem kekebalan tubuh, menghaluskan kulit dan bertindak sebagai afrodisiak yang mendorong orang memakannya.

Baca Juga: Sempat 'Cuti' Kuliah Satu Setengah Tahun untuk Fokus Menguntit, Fans Fanatik K-Pop Ini Tobat dan Beri Peringatan

Sayangnya Tiongkok tidak bisa memproduksinya, karena spesies walet, hanya ditemukan di kawasan tropis dan itu berasal di Asia Tenggara.

Sarang burung walet juga bukan terbuat dari ranting maupun benda lainnya melainkan dari air liurnya sendiri.

Menurut Hindustan Times, melansir AFP sup burung walet adalah makanan orang elit di Tiongkok, makanan ini adalah jamuan mewah yang permintaanya terus meningkat.

Tahun 2017, indistri ini bernilai 5 miliar dolar AS (Rp70 triliun) dan sebagian besar diproduksi di Asia Tenggara.

Baca Juga: Dari Cap Tikus Hingga Arak Bali, Kisah Miras Lokal 'Berlomba' Menembus Pasar Global

Begitu melintasi perbatasan, sarang-sarang tersebut diubah menjadi salah satu makanan termahal di dunia.

Ketika direbus dalam air mereka akan larut menjadi agar-agar kemudian dibuat menjadi makanan penutup yang konon akan memperpanjang hidup mereka.

Menurut data ilmiah, menunjukkan sarang walet telah menunjukkan khasiat sebagai obat dan nutrisi, bahwa air liurnya sebagian besar mengandung portein dan karbohidrat.

Di Shanghai, restoran yang menjual makanan ini dijual hingga ratusan dolar, hingga jutaan rupiah untuk satu mangkuknya.

Baca Juga: Inilah Hal-hal Bodoh yang Pernah Dilakukan Oleh Pencuri, Salah Satunya Merampok Toko Senjata dengan Tongkat Baseball

Banyak dari mereka pembelinya adalah wanita, yang percaya makanan ini akan membantunya menghaluskan kulit, membuat awet muda, dan membantu kehamilan.

Salah satu spa kelas atas juga menyediakan makanan ini untuk seorang ibu dan menjualnya hingga Rp8 juta per mangkuk.

"Di Cina, sarang burung telah menjadi tonik tradisional yang sangat terkenal dan sangat dicintai sejak zaman kuno," kata pemilik restoran, Zhang Yi kepada AFP.

"Ini ringan dan sedikit manis.Ini baik untuk wanita, orang tua, anak-anak dan pria," katanya.

Harganya yang selangit juga karena medan ekstrim yang dilalui orang-orang yang akan memanennya. Seperti memanjat tebing, dan uniknya sarang walet tidak bisa diternakkan.

Artikel Terkait