Advertorial
Intisari-Online.com - Kabar duka datang dari klub sepakbola Indonesia, Persis Solo.
Salah satu pemain mereka, Ferry Anto Eko Saputro, bersama putrinya, Freya Fajrina Dwi Saputri, hilang disapu ombak di Pantai Baru, Bantul pada Kamis (20/6/2019).
Awalnya, striker Persis Solo itu berjalan-jalan di tepi pantai bersama dua putrinya, Freya (7) dan Felicia Safira Eka Saputri (12), serta keponakannya.
Anggota SAR sempat mengingatkan para pengunjung agar tidak terlalu dekat dengan air laut yang sedang pasang.
Baca Juga: Buat Orangtua, Ini Loh Pentingnya Anak Bermain di Luar Ruangan
Namun, sekitar pukul 08.30 WIB, gelombang tinggi tiba-tiba datang dan menyapu tubuh mereka.
Saat kejadian, Ferry masih sempat melemparkan Felicia ke tepi pantai sehingga putri sulungnya itu selamat dari sapuan gelombang.
Keponakan Ferry juga dapat diselamatkan oleh tim SAR.
Namun, naas, Ferry dan anak bungsunya, Freya, tak mampu menyelamatkan diri dari terjangan gelombang.
Pada Sabtu (22/6/2019), tim SAR berhasil menemukan Freya di Pantai Trisik, Kulon Progo, Yogyakarta, Sabtu (22/6/2019) pagi WIB, dalam keadaan meninggal dunia.
Sementara mereka masih melakukan pencarian terhadap Ferry.
Kita mungkin pernah mendengar peristiwa seperti ini, di mana ada wisatawan yang meninggal dunia karena terseret arus saat bermain di pantai.
Kadang peristiwa ini dikaitkan dengan hal-hal mistis. Seperti kisah Nyi Roro Kidul.
Padahal peristiwa ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Dalam sains, para ahli menyebutnya rip current atau arus pecah/arus balik.
Dari sekian banyak arus yang Anda tahu atau pernah lihat, arus inilah yang wajib kita waspadai ketika sedang bermain di pantai.
Rip current
Dilansir dari weather.gov pada Minggu (26/6/2019), rip current adalah jenis arus air tertentu yang dapat terjadi di dekat pantai dengan ombak yang menghempas.
Jenis pecahan arusnya sangat kuat, terlokalisir, sempit, namun sangat kuat dan berkecepatan tinggi.
Jika seseorang berada di dalam arusnya, akan sangat berbahaya.
Sebab, terkadang dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Bahkan untuk perenang yang terampil sekalipun.
Tak heran jika Anda tidak bisa berenang atau tidak terampil di dalam air, kemungkinan besar Anda akan panik atau kehabisan tenaga dengan mencoba berenang langsung melawan aliran air.
Inilah yang membuat rata-rata orang yang mengalaminya tak bisa selamat.
Ingat, rip current berbeda dengan arus biasa. Di mana dia tidak menarik atau menahan seseorang di bawah air.
Melainkan dia membuat obyek yang berada di dalam rip current menjadi mengambang, termasuk orang.
Kekuatan rip current juga sangat besar, kuat, dan mematikan. Saking kuatnya, jenis arus ini bisa mengalahkan gelombang yang datang.
Kecepatan arus pecahnya bisa mencapai 8 km per jam dan panjang alirannya mencapai 700 meter.
Tak heran jika Anda terseret rip current, Anda bisa berada jauh dari bibir pantai.
Bahkan, meski airnya cuma setinggi lutut, rip current tetap sanggup menyeret Anda ke tengah laut.
Baca Juga: Pengasuh Perkosa dan Bunuh Balita Berusia 20 Bulan: Ini Dampak Jika Anak Mengalami Kekerasan Seksual
Menurut Badan Kelautan Amerika Serikat, NOAA, rip current ini menewaskan 150 orang setiap tahun di negara itu.
Angka ini jauh lebih banyak daripada korban bencana badai, topan, dan tornado jadi satu di Florida per tahunnya.
Menyelamatkan diri dari rip current
Menurut Badan Cuaca Amerika Serikat (NWS), hanya ada satu cara agar bisa menyelamatkan diri dari rip current, yaitu dengan tidak berenang melawan ombak ke pantai.
Inilah yang sering dilakukan semua orang yang terseret rip current.
Padahal cara ini percuma. Karena nantikan korban akan tertarik kembali ke tengah laut dan pada akhirnya korban menjadi lelah.
Pertama, Anda harus tenang dan berusahalah mengapung ke arah bagian ujung rip current.
Cara mengetahuinya adalah tubuh Anda tidak lagi terbawa arus dan Anda bisa menggerakan tubuh Anda dengan baik.
Setelah berada di ujung rip current, berenanglah keluar dari aliran ombak berbahaya itu.
Atau jika Anda melihat orang lain, mintalah bantuan dengan cara melambaikan tangan.