Pikiran-pikiran ini dapat muncul karena berbagai pengalaman, termasuk berkabung atau konflik.
Jika seseorang tidak mendapat kepuasan dari kepercayaan sebelumnya, orang itu bisa memilih kepercayaan lain yang dianggapnya lebih dapat membuatnya tenang untuk mengelola pikiran-pikiran tersebut.
Secara psikologis, kita tertarik pada imbalan yang ditawarkan agama.
Lebih jauh, ketertarikan ini akan meningkat bagi individu-individu tertentu pada waktu-waktu tertentu.
Setelah sebuah proposisi agama yang diinginkan ditemukan, orang bisa memberikan alasan bias untuk membuktikan kebenaran tindakannya.
Berdasarkan asumsi tersebut, Swan pun memberi beberapa contoh alasan seseorang mungkin saja pindah agama, di antaranya:
1. Karena Tertekan
Dukacita dapat menyebabkan orang mencari nasihat dari seorang imam.
Kehilangan orang yang dicintai menumbuhkan kepedulian terhadap lokasi esensi kehidupan mereka, dan mengingatkan kita akan keberadaan kita yang tidak kekal.
Seperti halnya penyakit, ada motivasi yang lebih besar untuk meyakini kehidupan setelah mati.
Namun, depresi memiliki banyak penyebab yang selanjutnya dapat memotivasi keyakinan agama.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR