Berarti, semakin banyak porsi makanan berkarbohidrat yang Anda makan, maka semakin besar juga beban glikemik yang Anda terima.
Untuk menentukan beban glikemik dari suatu makanan, kita perlu mengetahui indeks glikemik dan jumlah karbohidrat yang terkandung pada makanan tersebut.
Misalnya begini: 100 gram wortel yang dimasak, mengandung 10 gram karbohidrat.
Wortel mempunyai indeks glikemik sebesar 49, sehingga beban glikemik yang dimiliki wortel adalah 10 x 49/100 = 4,9.
Lalu, seperti apa perbandingan beban glikemik antara nasi, kentang, dan jagung?
Masih dari tabel nilai IG dari laman Harvard Medical School, beban glikemik 150 gram nasi putih adalah 29, sementara kentang adalah 21 dan jagung 14.
Pada dasarnya, semakin rendah beban glikemik suatu makanan semakin baik untuk gula darah.
Dari informasi di atas, bisa dilihat bahwa lagi-lagi jagung menempati peringkat terendah baik dari nilai IG maupun beban glikemiknya.
Jagung untuk penderita diabetes
Penelitian medis saat ini mengatakan bahwa makan jagung secara teratur dapat membantu tubuh mengontrol gula darah lebih baik.
Dilansir dari Asian Journal, profesor dari University of Philippines Los Banos, Dr. Artemio Salazar menjelaskan bahwa jagung bisa menjadi makanan pokok yang baik bagi orang-orang diabetes.
Baca Juga: Dikira Akan Menidurkan Anaknya, Seorang Ayah Justru Lempar Bayinya Dari Lantai 5 Sebuah Gedung
Hal ini karena jagung memiliki kandungan amilosa yang lebih tinggi dibandingkan beras.
Serat dari jagung akan dicerna lebih lambat oleh tubuh, sehingga gula darah akan lebih terkontrol.
Lantas, apakah harus menghindari makan nasi dan kentang sama sekali kalau punya diabetes? Eits. Belum tentu.
Alternatif sumber karbohidrat
Meski nasi putih memiliki nilai IG yang lumayan tinggi, Anda tidak harus benar-benar pantang makan nasi jika punya diabetes.
Selain harus memerhatikan porsinya (baca selengkapnya di aturan makan nasi untuk penderita diabetes), jenis beras juga ternyata penting untuk diperhatikan kalau Anda masih tetap mau makan nasi.
Beberapa jenis beras mempunyai indeks glikemik yang lebih rendah dibanding jenis beras lainnya.
Sebagai alternatif yang lebih sehat dari nasi putih, Anda bisa menggunakan beras merah (nilai IG 50) atau beras Basmati (nilai IG 63).
Keduanya termasuk dalam golongan glikemik sedang yang lebih aman untuk gula darah.
Berdasarkan studi para peneliti di Harvard, mengonsumsi nasi merah secara teratur membantu mengurangi risiko diabetes hingga 20 persen.
Bubur havermut (oatmeal) pun bisa Anda jadikan pengganti nasi karena mengandung indeks glikemik 55 yang termasuk rendah.
Kandungan serat oatmeal yang tinggi juga membantu memperlambat laju penyerapan karbohidrat dalam tubuh.
Hal ini tentu memberi efek yang menguntungkan dalam pengendalian kadar gula darah.
Selain itu, ubi jalar bisa Anda konsumsi sebagai pengganti kentang yang lebih sehat karena memiliki nilai IG 70.
Ubi jalar baik untuk dikonsumsi karena mengandung beta carotene yang baik untuk mencegah berbagai macam penyakit.
Ubi jalar juga mengandung serat yang lebih banyak daripada kentang, sehingga mengonsumsi ubi jalar tidak akan menaikkan level gula darah Anda dengan tiba-tiba.
Baca Juga: Sering Dilakukan, Ternyata Meletakkan Kantong Plastik di Dalam Kulkas Tidak Baik Bagi Kesehatan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nasi, Kentang, Jagung: Mana yang Lebih Baik Bagi Penderita Diabetes?"
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR