Advertorial
Intisari-Online.com -Dunia dan jagat media sosial dihebohkan dengan pemberitaan akan dibukanya klub malam di Jeddah yang akan menjadi klub malam pertama di Arab Saudi.
Oleh penyelenggara, klub malam itu diklaim 'halal' karena tidak akan menyediakan alkohol.
Pada acara pembukaan, Kamis (13/6/2019), penyelanggara dikatakan berencanam mengundang penyanyi Amerika, Ne-Yo.
Promosi pembukaan klub malam tersebut disebar secara digital termasuk lewat Facebook.
Baca Juga: Kisah Algojo Pemenggal Kepala di Arab Saudi, 'Saya Sangat Bangga Melakukan Pekerjaan Tuhan'
Sesuai iklan, waktu promosi klub malam halal itu antara pukul 10 malam hingga 3 dinihari dengan harga tiket 500-1.000 riyal (Rp 1,9-3,8 juta).
Namun beberapa pengguna media sosial yang mengaku telah membeli tiket mengatakan acara pembukaan klub malam itu dibatalkan, sementara otoritas Arab Saudi mengatakan tak pernah memberi izin atas keberadaan klub malam itu.
Sementara dilansir dari Aljazeera (14/6/2019),Otoritas Hiburan UmumArab Saudi(GEA) pada hari Kamis membantah telah memberikan lampu hijau untuk pembukaan klub malam di kota pantai Jeddah.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter resminya, GEA mengumumkanpihaknya akan segera melakukan investigasi hal tersebut.
"Menurut informasi yang diberikan kepada GEA, acara (Proyek X) itu melanggar prosedur hukum dan peraturan yang berlaku, dan belum disahkan oleh badan tersebut,"katapernyataanitu.
GEA mengatakan mereka awalnya mengeluarkan lisensi untuk acara lain, namun justru disalahgunakan.
"Kontraktornya kemudian mengambil keuntungan dari perpanjangan lisensi itu untuk melakukan pelanggaran serius dan tidak dapat diterima ini."
Sebelumnya, sejumlah outlet media regionalmelaporkanbahwa 'klub malam halal' pertama akan dibuka pada hari Kamis di tepi pantai Jeddah.
Klub malam itudilaporkan merupakancabang dari brand White, yang juga ada di Dubai dan Beirut.
Pada pemberPenyanyi AS Ne-Yo akan tampil di malam pembukaan pada hari Kamis.
Pembukaan klub itu telah menuai berbagai reaksi di media sosial, sebagian memuji adanya 'gebrakan' itu sementara sebagian lainnya tak senang dengan adanya klub malam tersebut.
Baca Juga: Inilah Perbedaan Suasana Lebaran di Indonesia dan Arab Saudi
Orang-orang yang setujumemuji itu sebagai bagian darirencana reformasiPutra MahkotaMohammed bin Salmanuntuk memodernisasi kerajaan konservatif.
Sementara yang lainnyamencemooh gagasan 'klub malam halal' dan mengatakan bahwa meskipun tempat itu disebut-sebut bebas alkohol, itu hanya akal-akalan.
Banyak warga yang juga tak setuju meski beberapa laporan mengatakan bahwa fotografi akan dilarang keras di dalam venue, dan juga orang-orang yang berusia di bawah 18 tahun, menyebut bahwa adanya klub malam itu merusak identitas keislaman dan tradisi di Arab Saudi.
Di bawah tagar berbahasa Arab yang diterjemahkan menjadi "Saya tidak menerima tindakan terlarang di pantai Jeddah," para pengguna mengecam tindakan yang mereka katakan berbenturan dengan keagamaan, sebab Arab Saudi merupakan tuan rumah atas tempat paling suci dalam Islam.