Penelitian ini menemukan bahwa pemilihan pasangan dan frekuensi kawin, yang merupakan indikator kesuksesan reproduksi, tidak sepenuhnya berkaitan dengan usia pejantan dan jumlah keturunan yang telah dihasilkan sebelumnya.
"Nampaknya, umur pejantan merupakan petunjuk yang kurang baik untuk pemilihan pasangan. Pasalnya, usia ini memiliki efek yang bertolak belakang dalam aspek pemilihan pasangan dan jumlah kawin," papar Profesor Tom Tregenza, peneliti lain yang juga terlibat dalam studi ini, seperti dilansir dari Science Daily, Kamis (23/5/2019).
Pemilihan pejantan tua nampak seperti strategi yang baik untuk mencari pasangan yang memiliki gen unggul untuk hidup lebih lama, tapi kondisi ini memiliki konsekuensi bahwa jumlah keturunannya lebih sedikit, sejalan dengan frekuensi kawin yang juga rendah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dalam Urusan Seks, Jangkrik Betina Suka Pejantan Lebih Tua
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Nieko Octavi Septiana |
KOMENTAR